Seks dan Stress
Dorongan seks seorang wanita sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian dalam kehidupannya. Jika seorang wanita membenci pekerjaannya, atau dia sedang memiliki proyek yang menyita waktunya, kemudian tagihan cicilan rumah sudah berlipat ganda, anak-anak sakit, kehujanan, anjing kesayangan lepas, maka hubungan seks sama sekali tidak akan mendapat perhatian darinya. Yang ada dalam benaknya hanyalah, pergi ke tempat tidurnya dan terlelap.
Ketika hal-hal tersebut terjadi pada seorang pria, ia akan melihat seks sebagai pil tidurnya sebuah cara untuk melepaskan diri dari ketegangan hari itu. Sepulang kerja, pria akan mengucapkan kata-kata kasar pada pasangannya, sehingga si wanita akan menyebutnya orang bodoh yang tidak berperasaan. Lalu pria tadi menyebut pasangannya dingin kemudian pergi tidur di sofa.
Akrab dengan situasi seperti itu? Yang menarik adalah, ketika pria ditanya tentang hubungan mereka biasanya mereka akan membicarakannya dalam hubungannya dengan pelayanan pribadi pasangannya ketika mereka diminta. Misalnya, apakah istrinya membuatkannya makan pagi, menyetrika kemejanya atau memijat kepalanya. Sedangkan wanita menggambarkan keadaan hubungan mereka berdasarkan kejadian-kejadian yang baru saja terjadi. Misalnya, bagaimana perhatian suami mereka selama bulan-bulan terakhir, betapa suami mereka ikut mengurusi rumah dan betapa mereka berkomunikasi dengan baik. Pada umumnya, pria tidak mengerti perbedaan itu. Mungkin saja ia adalah pria yang sempurna sepanjang hari, namun tetap saja istrinya menolak tidur bersamanya. Masalahnya hanya istrinya masih saja tidak bahagia dan masih ingat tentang ejekan suaminya terhadap ibunya dua minggu yang lalu.
Satu penelitian yang hebat menemukan bahwa tingkat kritik dan penghinaan yang dilontarkan kepada satu sama lain ternyata mengandung perasaan dendam yang masih akan mereka rasakan selama lima tahun mendatang, terutama pada wanita. Semakin tajam kritikan itu, semakin meluas dan menyakitkan rasanya. Alasannya adalah karena hal tersebut meningkatkan tingkat stres sehingga memperlemah sistem ketahanan tubuh, dan membuat tubuh lebih mudah mene-rima penyakit dan kurang dapat menyesuaikan diri.
Seberapa Kerap Kita Melakukan Hubungan Seks?
Sebuah pengumpulan pendapat yang dilakukan di Australia pada tahun 2000, memperlihatkan rata-rata kekerapan pasangan melakukan hubungan seks. Mereka yang ikut andil dalam pengumpulan pendapat ini terpilih secara acak dan dilakukan secara tanpa nama sehingga para respoden akan dengan mudah menjawab pertanyaan dengan jujur.
Usia Kekerapan Hubungan Seks
20-an 148 kali per tahun
30-an 110 kali per tahun
40-an 78 kali per tahun
50-an 61 kali per tahun
60-an 61 kali per tahun
Coba diingat, bahwa daftar di atas hanyalah rata-rata. Beberapa orang berusia 65 tahun, masih melakukannya enam kali dalam seminggu dan ada juga beberapa orang berusia 20-an tahun tidak pernah melakukan hubungan seks. Yang menarik, 81% dari pasangan mengaku bahagia dengan kehidupan seks mereka. Dengan menganggap pengakuan mereka jujur, artinya bahwa banyak negosiasi harus dibuat untuk meningkatkan dorongan birahi pria. Persentasi pasangan yang mengatakan bahwa mereka puas dengan kehidupan seks mereka di negara-negara Barat biasanya hanya mencapai sekitar 60%.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika menemukan bahwa semua pria kulit putih, rata-rata memiliki kekerapan hubungan seks yang sama; sedangkan wanita Latin melakukan kegiatan seks lebih sering daripada wanita kulit putih dan pria kulit hitam (yang kekerapannya hampir sama); lalu wanita kulit hitam tampaknya 50% lebih sering mencapai orgasme dibandingkan dengan wanita kulit putih.
Pria Asia ternyata memiliki kekerapan berkegiatan seks yang paling rendah, sesuai dengan tingkat testosteron yang lebih rendah.
Seks di dalam Otak
Majalah American Demographics melaporkan penemuan sekelompok penelitian yang meneliti lebih dari 10.000 orang dewasa pada tahun 1997 dan menemukan sebuah hubungan antara dorongan seks dan kecerdasan. Mereka menemukan bahwa semakin cerdas seseorang, semakin jarang hubungan seks yang dilakukannya atau ingin dilakukannya. Para cerdik cendikia dengan gelar paskasarjana melakukan hubungan seks 52 kali dalam setahun. Bandingkan dengan sarjana biasa yang melakukannya sebanyak 61 kali dalam setahun, sementara mereka yang bukan sarjana, rata-rata melakukannya 59 kali. Pria yang bekerja dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore melakukannya sebanyak 48 kali setahun, dibandingkan dengan pria yang bekerja 60 jam per minggu, yang melakukan hubungan seks sebanyak 82 kali peningkatan testosteron mungkin membuat perbedaan bagi dorongan kerja dan dorongan seks. Penggemar Jazz melakukan hubungan seks 34% lebih kerap daripada mereka yang menyukai lagu pop, sedangkan pecinta musik klasik paling sedikit kekerapannya.
Seorang wanita paling aman bersama pria Cina yang menyukai musik klasik dan bekerja paruh waktu, tetapi dia harus waspada pada pecinta musik jazz yang giat bekerja.
Bagi pria, hormon testosteron datang menggelombang dalam lima hingga tujuh kali dalam sehari, dan lebih tinggi lagi saat matahari terbit – hingga dua kali lipat dibandingkan dengan waktu lainnya dalam sehari – yaitu saat ia bersiap pergi berburu. Rata-rata, testosteron pria menjadi 30% lebih rendah pada sore hari, ketika ia duduk menatapi api unggun.
“Aku bangun pada pukul 6 pagi dan istriku menjolokku dengan tangkai sapu!” kata seorang pria setelah sebuah seminar yang kami berikan. “Ketika aku bertanya padanya, apa maksudnya, dia menjawab, ‘Cobalah, untuk perubahan!”
Seks Meningkatkan Kesehatan
Ada banyak bukti bahwa seks berpengaruh sangat baik bagi kesehatan Anda. Bercinta tiga kali seminggu ternyata membakar 35.000 kalori, yang setara dengan berlari sejauh 130 kilometer dalam setahun. Seks menaikkan tingkat testosteron Anda sehingga menguatkan tulang dan otot serta memberikan kolesterol yang baik.
Peneliti seks, Dr. Becerley Whipple mengatakan bahwa Endorfin, yang merupakan pembunuh rasa sakit yang ada di dalam tubuh, dikeluarkan saat bersetubuh dan baik untuk menyembuhkan sakit kepala, salah urat pada leher dan artritis.
Hormon DHEA (dehydroepiandrosteron) dikeluarkan mendahului orgasme, dan menambah kecerdasan, membangun sistem pertahanan tubuh, menghalangi pertumbuhan tumor dan memperkuat tulang. Pada wanita, oxytoxin, yaitu hormon yang membangkitkan keinginan untuk disentuh, dilepaskan dalam jumlah besar selama bersetubuh dan tingkat oesterogennya juga meningkat.
Dr. Harold Bloomfield, dalam bukunya The Power of Five, menunjukkan bagaimana estrogen berhubungan dengan kekuatan tulang yang lebih baik dan sistem kardiovaskular yang lebih baik pada wanita. Pengaruh semua hormon tersebut adalah untuk melindungi jantung dan memperpanjang usia. Maka lebih sering bersetubuh artinya, hidup lebih lama dan berkurangnya perasaan tertekan. Ini berarti: daftar kebaikan dari memiliki kehidupan seks yang bergairah semakin panjang saja!
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel