Pernyataan tersebut diperkuat oleh Osta Melanno, Manager UPP Nusra 2, yang menjelaskan konteks perkembangan proyek saat ini.
“Saat ini kami masih fokus pada pembangunan infrastruktur dasar sebagai tahap awal pengembangan, dan belum memasuki fase pengeboran,” ujarnya.
PLTP Mataloko dibangun di atas lahan seluas 12,9 hektare dalam Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) seluas 996,2 hektare. Infrastruktur jalan ditingkatkan sepanjang 7 km menggunakan jalur eksisting tanpa menggusur lahan produktif warga. Proses pengadaan lahan telah diselesaikan oleh Kantor ATR/BPN Ngada pada tahun 2021-2022.
Untuk memastikan keterlibatan masyarakat, PLN telah melaksanakan proses Free, Prior and Informed Consent (FPIC) di lima desa sekitar proyek, guna memperkuat penerimaan sosial terhadap pembangunan energi panas bumi.
Proyek ini juga memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat. Dari total 315 tenaga kerja yang terlibat, sekitar 80% merupakan warga lokal.
General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Yasir, menegaskan bahwa PLN siap menjalin sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Tim Satuan Tugas Geothermal yang dibentuk Pemerintah Provinsi NTT. “Kami siap melakukan survei lapangan bersama Tim Satgas. Harapannya, upaya bersama ini dapat mewujudkan cita-cita besar Flores sebagai pulau mandiri energi berbasis sumber daya panas bumi,” ujar Yasir.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel