Cepat, Lugas dan Berimbang

Penting Menerima Emosi Negatif dalam Mengelola Stres

Menerima Emosi Negatif
Ilustrasi menerima emosi negatif dalam hidup (Istockphoto/Jakraphong Pongpotganatam)

“Yang saya temukan, ketika saya meminta klien saya untuk merasakan perasaan, dia kaget. Merasa kesakitan, lalu panik. Padahal, wajar ketika merasakan perasaan akan muncul perasaan lain dan reaksi fisik,” katanya.

“Jadi kalau tidak biasa mengelola rasa dan senang kabur-kaburan, senang have fun doang, jalan-jalan yang bilangnya healing padahal mah cuma refreshing, maka ketika Anda merasakan perasaan, Anda akan kaget. Tapi saya akan bilang itu sangat normal,” lanjutnya.

Senada juga oleh Feka Angge Pramita, Psikolog yang juga dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia. Feke menambahkan, mengizinkan (menerima) kehadiran emosi negatif memang hal yang cukup sulit. Salah satu penyebabnya adalah pola pengasuhan yang selalu melarang anak untuk menangis.

“Misalnya anaknya nangis, disuruh jangan nangis. Jadi perasaan negatif itu tidak diizinkan untuk ada. Pada saat dewasa, kita jadi kesulitan untuk mengelola regulasi diri kita, kesulitan mengelola stres kita,” ujar Feka.

“Jadi, akhirnya kalau sudah bertumpuk-tumpuk (stresnya) tentu akan kesulitan banget,” imbuhnya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel