infopertama.com – Ilmuwan penting asal Inggris, Prof Peter Higgs yang mencetuskan gagasan “partikel Tuhan” atau Higgs Boson, telah meninggal dunia. Kepergian ilmuwan penting itu tepat pada usia 94 tahun.
Sebuah pernyataan dari Universitas Edinburgh mengatakan dia meninggal pada hari Senin (8/4/2024) waktu setempat. Mereka menyebut Prof Peter Higgs sebagai “ilmuwan yang benar-benar berbakat yang visi dan imajinasinya telah memperkaya pengetahuan kita tentang dunia di sekitar kita”.
Riset ‘Partikel Tuhan’ Sejak Tahun 60-an, Raih Nobel Setengah Abad Kemudian
Pada tahun 1960-an, Higgs dan fisikawan lainnya menemukan ide untuk menjelaskan mengapa bahan penyusun alam semesta memiliki massa.
Hal ini memicu pencarian sebuah partikel yang dapat menjelaskan tiga gaya fundamental (elektromagnetisme dan gaya nuklir lemah dan kuat) dalam satu teori.
Pada tahun 2012, para ilmuwan yang menggunakan Large Hadron Collider di Organisasi Eropa untuk Penelitian Nuklir (CERN) di Swiss akhirnya menemukan partikel ini. Mereka menamakannya Higgs Boson.
Setahun kemudian, karya Higgs diakui dalam Hadiah Nobel yang ia bagikan dengan Francois Englert dari Belgia.
Biografi Singkat Peter Higgs
Peter Higgs lahir di Newcastle upon Tyne pada tahun 1929. Di sekolahnya di Bristol, dia adalah siswa brilian yang memenangkan penghargaan atas karya sainsnya, meskipun dalam bidang kimia, bukan fisika.
Mengutip BBC, Peter Higgs menyelesaikan gelar PhD di King’s College. Namun, selanjutnya dia menuju ke Universitas Edinburgh di mana dia terus mengajukan pertanyaan, “Mengapa beberapa partikel mempunyai massa?”
Teorinya kesulitan mendapat tempat di jurnal ilmiah. Sebagian karena hanya sedikit orang yang memahaminya, tetapi akhirnya diterbitkan pada tahun 1964.
Meski ada rumor tentang momen “eureka”, dia mengatakan teorinya terbentuk selama bertahun-tahun. Dua kelompok ilmuwan lain pada waktu itu juga menerbitkan karya tentang gagasan yang sama.
Partikel yang dicetuskan oleh Prof Higgs ini selama 50 tahun dicari oleh para ilmuwan menggunakan beberapa teknologi paling spektakuler di Bumi.
Prof Higgs pensiun dari Universitas Edinburgh pada tahun 2006. Kendati begitu ia terus mengamati perkembangan CERN di Jenewa, di mana para ilmuwan menggunakan Large Hadron Collider untuk mencari Higgs Boson.
Akselerator partikel, yang dibangun dengan biaya USD 10 miliar itu, adalah yang paling kuat yang pernah ada. Ia dianggap sebagai mesin yang dapat membuktikan atau menyangkal teori Prof Higgs.
Boson dijuluki ‘partikel Tuhan’ oleh media, diambil dari nama buku karya peraih Nobel Leon Lederman. Para ilmuwan keberatan dengan istilah tersebut karena mereka mengatakan agama tidak mempunyai peran dalam fisika berbasis bukti.
Pada tahun 2012, fisikawan di CERN akhirnya mengumumkan dengan meriah bahwa mereka telah menemukan Higgs Boson.
Sosok Pemalu
Prof Higgs dikenal sebagai seorang pria pemalu yang merasa tidak nyaman dengan perhatian yang diberikan akibat teorinya. Ketika pengumuman itu, dia menyeka air matanya, tetapi mengatakan kepada wartawan, “Terkadang sangat menyenangkan untuk menjadi benar.”
“Peter adalah orang yang sangat istimewa, sosok yang sangat menginspirasi bagi fisikawan di seluruh dunia, seorang pria dengan kerendahan hati yang langka, seorang guru yang hebat dan seseorang yang menjelaskan fisika dengan cara yang sangat sederhana namun cara yang mendalam,” kenang Kepala CERN Fabiola Gianotti kepada BBC News.
“Saya sangat sedih, dan saya akan sangat merindukannya,” imbuh Gianotti.
Alan Barr, profesor Fisika di Universitas Oxford, memuji besarnya pengaruh Higgs terhadap pemahaman kita tentang alam semesta.
“Dia mengusulkan adanya medan yang meliputi seluruh alam semesta, mulai dari massa, partikel, elektron, hingga kuark teratas,” ungkap Barr.
“Dia juga seorang pria sejati, rendah hati dan sopan, selalu memberikan penghargaan kepada orang lain, dan dengan lembut memberikan semangat kepada generasi ilmuwan dan cendekiawan masa depan,” tambahnya.
Menteri Pertama Skotlandia Humza Yousaf memuji Prof Higgs sebagai seorang visioner yang idenya dan penemuannya sekitar 48 tahun kemudian, mengubah pemahaman manusia tentang alam semesta.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â