Dalam sebuah opini untuk The Scientist yang mempromosikan bukunya berjudul Between Ape and Human, Gregory Forth berpendapat bahwa ahli paleontologi dan ilmuwan lain telah mengabaikan pengetahuan pribumi. Dan, kisah tentang “manusia kera” yang hidup di hutan Flores.
“Tujuan saya dalam menulis buku ini adalah untuk menemukan penjelasan terbaik. – Yaitu, yang paling rasional dan paling didukung secara empiris – tentang kisah dari suku Lio” tulis Forth dalam tulisan, mengutip dari Ifl Science melalui CNN Indonesia, Senin (9/1/2023).
“Ini termasuk laporan penampakan oleh lebih dari 30 saksi mata, yang semuanya saya ajak bicara secara langsung. Dan saya menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka katakan kepada saya adalah bahwa hominin non-sapiens telah bertahan di Flores hingga saat ini atau baru-baru ini.” Imbuhnya.
Dia menulis bahwa zoologi dari warga lokal suku Lio yang mendiami pulau itu berisi cerita tentang manusia yang berubah menjadi hewan saat mereka bergerak. Dan, beradaptasi dengan lingkungan baru. Dia samakan makhkluk itu dengan sejenis Lamarckisme, pewarisan karakteristik fisik yang didapat.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel