Ruteng, infopertama.com – “Pemimpin yang memiliki kepedulian yang tinggi, tahu apa yang masyarakat butuhkan dan bangun diskusi dengan masyarakat desa. Itu adalah karakter pemimpin sejati.
Tentu, penguasaan teknologi yang baik dengan kemampuan linguistik yang baik serta mampu ciptakan ‘lonto leok’ adalah gambaran juga sebagai kerinduan dari masyarakat akan pemimpin desa/calon kepala desa Lawi,” cetus Antonio Kandang yang kini mengabdi sebagai staf pendidik pada satu SMK di Manggarai.
Lanjutnya, sebagai bentuk dukungan kepada calon kepala desa Lawi. Beliau dan keluarga besar Lawi Manggarai yang domisili di Ruteng melakukan diskusi bersama, ‘lonto leok‘ untuk secara terbuka menyatakan dukungan yang penuh kepada Yohanes Guntur, S.Pd. yang siap dan maju pada pemilihan kepala desa Lawi. Yohanes Guntur mendapatkan nomor urut 3.
Pemilihan kepala desa menjadi bagian dari hak bebas masyarakat dalam menentukan pilihan mereka. Tentu Yohanes Guntur, S.Pd. menjadi pilihan juga sangat cocok untuk membawa desa Lawi menuju kesejahteraan.
Guntur mengatakan bahwa sangat bangga dan apresiasi yang tinggi kepada keluarga besar Lawi Manggarai yang sudah dan akan selalu dukung dalam pesta politik tingkat desa Lawi.
“Saya sangat bangga dengan ‘lonto leok’ ini dan terima kasih kepada keluarga besar Lawi Manggarai yang domisili di Ruteng. Kepada keluarga besar ase kae, ende ema Lawi yang bekerja pada kampus Universitas Katolik St. Paulus Ruteng (UNIKA). Dan, terima kasih kepada panitia yang siap memenangkan saya pada pemilihannya kades nanti serta pencerahan politik yang sangat baik kepada saya,” tutup Yohan saat acara ‘lonto leok’ tersebut.
Lonto Leok


Term lonto leok berasal dari kata lonto yang berarti duduk dan leok yang berarti melingkar. Secara literer lonto leok berarti duduk melingkar. Tradisi duduk melingkar merupakan suatu khazanah budaya yang sebenarnya sesuai dengan model atau bentuk rumah adat orang Manggarai, juga sepadan dengan letak lahan pertanian di lingko.
Masyarakat Manggarai, memahami istilah ‘lonto leok, atau lonto cama’ juga sebagai tradisi kumpul bersama atau musyawarah yang dilakukan oleh beberapa orang.
Lonto leok merupakan warisan budaya yang mana para tokoh masyarakat berkumpul bersama dan membangun ruang perjumpaan untuk membahas hal-hal mengenai cita-cita dan mengevaluasi kehidupan.
Lonto leok menjadi media untuk saling bertukar pikir, bercerita, bersenda gurau, bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang fenomena kehidupan. Pada Lonto leok menekankan nilai kebersamaan dan pentingnya perjumpaan langsung dalam hidup sebagai medium untuk solider.
Bahwa Lonto leok merupakan contoh perjumpaan empat mata antarmuka, atau perjumpaan face to face.
Acara Lonto Leok Generasi Muda Kampung Lawi dan Keluarga Besar Lawi, pada kesempatan ini, diprakarsai oleh kaum muda asal kampung Lawi itu sendiri dan didukung oleh semua Generasi Lawi yang berdomisili di kota Ruteng dan sekitarnya.
Hadir dalam acara tersebut adalah semua kaum muda dan mudi asal Kampung Lawi, para mahasiswa/wi asal Lawi yang menyenyam pendidikan di kota Ruteng, para pelajar, dosen Unika. St. Paulus Ruteng asal Lawi, para pendidik asal Lawi, dan semua tokoh-tokoh penting Lawi yang berdomisili di Ruteng dan sekitarnya.
Lonto Leok Lahir dari Keprihatinan
Inisiatif kaum muda Lawi untuk melakukan acara Lonto Leok tersebut dilatarbelakangi oleh keprihatinan mereka terhadap Desa Lawi, yang masih jauh dari kemajuan, jauh dari yang namanya kesejahteraan, jika dibandingkan dengan desa-desa lain di Manggarai Raya. Mereka jauh lebih maju dari Desa Lawi.
Dalam acara Lonto Leok tersebut, semua peserta yang hadir, berdiskusi tentang keadaan Desa Lawi. Semua generasi muda Lawi dan tokoh-tokoh muda Lawi, mengutarakan keprihatinan mereka terhadap kinerja Pemerintah Desa Lawi, yang menurut mereka dari tahun ke tahun, bahkan dari periode ke periode, tidak membawa perubahan apa-apa. Keadaan Desa Lawi selalu berjalan di tempat. Bahkan kehadiran pemerintah Desa lawi hanya dinikmati oleh segelintir orang saja, belum dirasakan seluruhnya oleh warga masyarakat Desa Lawi.
Tanggapan Orangtua/Tokoh Masyarakat Desa Lawi
Tokoh-tokoh pendidik dan orang-orang terdidik yang lahir dari rahim Kampung Lawi hadir dalam acara lonto leok tersebut. Mereka pun sangat prihatin dengan keadaan Desa Lawi. Dan, mereka siap mendukung calon kades desa Lawi yang mau membawa perubahan, demi kemajuan Desa Lawi.
Bapak Bernadus Narut, mewakili salah satu tokoh pendidik. Sekaligus orang tua asal Lawi menyatakan siap dukung Yohanes Guntur sebagai kepala desa Lawi.
“Saya sangat mendukung adik Yohan maju sebagai calon Kades Desa Lawi. Saya yakin adik Yohan bisa membawa perubahan untuk Desa Lawi ke depannya. Semoga diskusi malam ini, semua Generasi Muda Lawi, harus siap berkontribusi dalam menata perubahan Desa Lawi. Mari, kita satu hati dan tidak perlu ragu-ragu mendukung dia untuk perubahan desa tercinta, Desa Lawi,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Yanto Asman, salah satu tokoh pendidik asal Lawi yang kini mengabdi di sebagai dosen di UNIKA Ruteng untuk siap dukung nomor 3, Yohanes Guntur kades desa Lawi.
“Untuk desa Lawi, Yohan cocok jadi kepala desa. Oleh karenanya, saya berharap dengan majunya Yohanes Guntur dalam Calon Kepala Desa Lawi, nantinya, ketika sukses terpilih menjadi kepala desa Lawi, harus mampu menarik bantuan dari pemerintah demi kemajuan dan pembangunan Desa Lawi.
Menarik bantuan dari pemerintah kabupaten, propinsi dan pusat. Hal itu bisa dilakukan, apabila Pemimpin Desa Lawi adalah seorang pemimpin cerdas, muda, dan bersemangat. Adik Yohanes Guntur adalah figur calon yang tepat untuk itu,” tutup Yanto dengan sambutan tepuk tangan meriah keluarga lonto leok.
Yohanes Guntur, S.Pd Calon Kades Lawi nomor 3
Panitia dan keluarga besar Lawi di Ruteng juga ucapkan terima kasih karena Yohan sudah memiliki nomor dalam pemilihan Kades Lawi dengan nomor urut 3. Filosofi angka 3 merupakan angka kehidupan, sosial, ekonomi, budaya dan agama yang mapan.
Menjadi pemimpin harus bisa memaknai angka 3 dan tentu, Yohan sedang ada pada posisi itu. Serta siap untuk menjadi orang muda yang siap membawa desa Lawi ke kehidupan masyarakat yang sejahtera.
Hubungan angka 3 adalah sempurna. Angka 3, menjadi jalinan relasi kepada Tuhan, sesama dan kehidupan, yaitu desa Lawi.
“Semoga masyarakat desa Lawi pilih saya pada Pilkades nanti. Saya Yohanes Guntur, S.Pd. dengan nomor urut 3 siap ada bersama masyarakat. Dan, siap melangkah bersama menuju desa Lawi yang sukses,” tutup Yohanes menutupi seluruh acara lonto leok tersebut.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel