Ruteng, infopertama.com – Membayangkan Dokter Ronald Susilo seperti membayangkan seseorang berdiri menghadap pantai selatan: gemuruh ombak menerjang bibir pantai, dijauhinya keciprat air yang asin sambil bersiap-siap maju menyongsong ombak yang lain. Di situ ia tahu betapa energi besar tersimpan di balik pemandangan itu.
Pengalaman ini menjadi pengalaman beberapa orang ketika berjumpa dengan dr. Marianus Ronald Susilo, MM, MARS, entah menjumpainya sebagai dokter atau teman ganda; entah baru bertemu atau sudah berkali-kali bertemu. Energi yang ia miliki selalu sama: gemuruh ombak pantai selatan. Kita yang berada di gunung mungkin akan sulit membayangkan gemuruh itu. Namun ketika bertemu dengan dr. Ronald, energi laut selatan itulah yang bisa kita rasakan.
Ronald Susilo lahir di Surabaya, pada tanggal 19 Juni 1981. Pada tahun 1985, ia langsung kembali ke Manggarai, tepatnya di Wae Laku, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur. Ronald kecil bertumbuh di wilayah pesisir Manggarai Timur, di pinggir sungai Wae Laku. Tak jauh dari Wae Laku terbentang Pantai Cepi Watu, pantai selatan yang terkenal dengan ombak yang dahsyat.
Jika malam tiba Ronald kecil biasa terlelap oleh gemuruh ombak selatan yang sayup-sayup terdengar dari arah lautan. Nama Wae Laku ini menjadi asal-usul nama PT Wae Laku milik bapaknya, Yohanes Susilo atau akrab dengan sapaan Baba Ngong dan Ibunya Theodora Susilo atau akrab dengan Aci Licu.
Pada kemudian hari Wae Laku menjadi nama klinik dan apotek yang Ronald kecil dirikan di Ruteng, di jalan menuju Wae Ces, Karot, Ruteng. Dokter Ronald Susilo menikahi Cynthia Yunita pada tahun 2011 dan dikaruniai seorang anak bernama Ignatius Michael Susilo.
Riwayat Pendidikan
Ketika waktunya tiba untuk masuk ke dunia pendidikan, Baba Ngong membawa Ronald kecil masuk ke SDK Bugis 1 di Borong. Peristiwa penting ini menandai langkah awal CV pendidikannya yang panjang. Itu terjadi dari tahun 1987-1992.
Apakah kemudian ia melanjutkan pendidikan ke SMP dan SMA? Kita tahu. Ronald kecil masuk ke salah satu sekolah favorit di Manggarai yaitu SMP Seminari Pius XII Kisol. Sekolah ini berada sekitar 12 km dari rumahnya. Ia menjalankan test sebagaimana para calon seminari umumnya dan dinyatakan lulus pada tahun 1993. Tiga tahun awal di Kisol dijalankan dengan sempurna. Sikap dan nilai akademik, dua kriteria umum di seminari dilahap dengan baik, hingga ia berhak melanjutkan pendidikannya di SMA Seminari Pius XII Kisol.
Periode Seminari Kisol itu berlangsung dari tahun 1993-1999. Di Tahun 1993, Ronald sekeluarga pindah ke Ruteng. Kita kemudian bertanya-tanya apakah ia akan melanjutkan pendidikan sebagai seorang calon pastor katolik?
Kata hatinya berujar YES, tetapi ternyata Tuhan mempunyai rencana yang kerap tidak bisa kau duga. Ia bertahan hanya setahun di Tahun Orientasi Rohani Lela, Sikka-Maumere, sebelum melanjutkan studi kedokteran di Unversitas Tarumanegara Jakarta dari tahun 2001-2007.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â