Beliau juga mengapresiasi peran Polsek Reo dalam menjaga keamanan, menunjukkan sinergi yang baik antara aparat keamanan dan masyarakat.
Rute takbiran keliling yang dilalui umat muslim ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Dimulai dari Masjid Besar Nurul Huda, iring-iringan bergerak melintasi Gereja Paroki Santa Maria Ratu Rosari Reo. Kemudian, menuju Gereja Efata Reo, dan berakhir di Pelabuhan Kedindi, sebelum kembali ke titik awal.
Pemilihan rute ini menjadi pembelajaran nyata tentang toleransi dan kerukunan antarumat beragama yang telah lama terjalin harmonis di Reo. Interaksi positif dan saling menghormati antarumat beragama adalah nilai luhur yang terus dijaga di wilayah ini.
Panitia takbiran dari kalangan umat muslim juga memberikan edukasi tentang pentingnya mematuhi aturan selama kegiatan berlangsung. Larangan berboncengan bagi yang bukan muhrim, anjuran berpakaian sopan sebagai cerminan akhlak mulia, larangan membawa senjata tajam demi keamanan bersama, larangan berboncengan tiga yang membahayakan keselamatan, serta kewajiban mematuhi aturan lalu lintas dan tidak menggunakan knalpot racing yang mengganggu ketertiban umum, semuanya disosialisasikan dengan baik kepada para peserta umat.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel