Sumber Ekonomi Keluarga
Gula malang hasil kokor minse ini bisa untuk konsumsi sendiri dan untuk dijual.
Namun, lanjut Adi agar gula malang tetap awet maka mesti dibungkus dengan daun enau (saung tal). Jika hasil gola malang dalam jumlah banyak maka dibuat dalam kemasan yang disebut dengan puteng (kumpulan ikatan gola malang dalam bentuk lingkaran) membentuk jaring laba-laba.
Jumlah gola malang satu puteng berjumlah 24 malang (24 batang). Semakin ke dalam lingkarannya semakin sedikit jumlah gola malang yang terusun.
“Kokor minse seperti ini, bukan semua orang Kolang bisa melakukannya. Pekerjaan kokor minse adalah suatu keterampilan laki-laki Manggarai. Secara populasi masyarakat, bahwa yang spesifikasi atau dominan pekerjaan kokor minse di Manggarai adalah masyarakat Kolang.” Pungkas Doktor asal Wakel Rejeng ini.
Pekerjaan kokor minse ini menjadi spesifikasi masyarakat Kolang (beo Kolang), maka Wilayah Kolang juga diidentikan dengan “kolang Kokor Gola” (Masyarakat Kolang pemasak gula).
“Karena ini suatu ketrampilan, maka hasil kokor minse tidak hanya gunakan sebagai konsumsi, melainkan juga untuk bisnis untuk menambah penghasilan keluarga. Bahkan, dapat membiayai pendidikan, biaya perkawinan, dan sebagainya.” Tambah Adi.
Pesan di balik Kokor Minse
Tradisi kokor minse menyimpan makna mendalam yang hingga kini diyakini masyarakat Kuwus, khususnya di Kolang.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel