Ruteng, infopertama.com – Dalam upaya untuk mencegah kematian ibu, Eni Gustina, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengatakan pentingnya menghindari Tiga Terlambat dan Empat Terlalu.
Menurut Eni Gustina, penyebab kasus kematian ibu karena ‘Tiga Terlambat’ dan ‘Empat Terlalu‘. Hal itu Eni sampaikan dalam seminar bertajuk “Pelibatan Laki-laki dalam Meningkatkan Kesehatan Ibu (Percepatan Penurunan AKI)”, di Jakarta, Rabu (23/11).
Kata Dia, “Tiga Terlambat” adalah terlambat memutuskan, terlambat mencapai tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Sementara “Empat Terlalu” adalah terlalu muda melahirkan (usia ibu kurang dari 21 tahun), terlalu tua melahirkan (usia ibu lebih dari 35 tahun), terlalu sering melahirkan (lebih dari dua anak). Dan, terlalu dekat jarak kelahiran (jarak kelahiran kurang dari tiga tahun).
Ia jug menambahkan penyebab kematian ibu umumnya adalah perdarahan, infeksi, dan eklampsia akibat hipertensi.
Dalam upaya mencegah kematian ibu, kata Eni, perlu keterlibatan laki-laki, dalam hal ini suami.
Demikian Eni, dalam mengatasi “Empat Terlalu” juga membutuhkan peran laki-laki.
Terkait hal ini, BKKBN memiliki beberapa kebijakan, yakni melibatkan dalam perencanaan keluarga melalui Program Genre dan memiliki konselor remaja. Selain itu, partisipasi laki-laki dalam membuat keputusan ber-KB, pemilihan KB setelah persalinan. Dan, kesertaan dalam KB laki-laki, jika keadaan istri tidak memungkinkan untuk ber-KB.
“Saat mengedukasi warga, kami selalu mengingatkan kalau bapak tidak mau ber-KB, tidak apa-apa. Tapi, tolong dukung istrinya agar menggunakan kontrasepsi. Jangan dia (suami) tidak mau, istrinya pun dilarang,” katanya.**
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel