Persoalan di Disependukcapil
Usai berdiskusi, kepada wartawan Bupati Nabit memaparkan beberapa persoalan yang Ia temukan di sana.
Pertama, berkaitan dengan upaya mengoptimalisasi pelayanan dan adanya keluhan masyarakat terkait sistem antrean. Ada warga yang tidak terlayani karena tidak kebagian nomor antrean. Pada hal datang dari kampung yang jauh.
“Pelayanan optimal itu tidak bisa pemerintah berikan kalau tidak tau soal, itulah kenapa kami kunjung ke sini untuk mengetahui masalah,” ungkapnya.
Karena itu, penting baginya untuk memberikan berbagai arahan kepada Organisasi Perangkat Daerah agar bisa bekerja secara efektif.
Untuk Dispendukcapil, Bupati Nabit meminta agar proses pelayanan kepada masyarakat harus terbagi dalam dua shift. Hal itu guna mempercepat proses pelayanan masyarakat.
“Jadi kalau pagi, shift pertama itu dari jam delapan sampai jam dua, maka shift dua itu, dari jam dua sampai jam delapan malam. Sehingga masyarakat yang datang dari kampung-kampung yang jauh, tidak menunggu besok lagi menyelesaikan dokumen kependudukannya, dia bisa menunggu sampai sore,” tuturnya.
Meski demikian, Bupati Nabit juga meminta masyarakat agar perlu memahami jika Dispendukcapil mengalami kendala, terutama jika berkaitan dengan jaringan internet. Terkadang proses pencetakan dokumen kependudukan terhambat oleh karena buruknya jaringan internet.
Kedua, untuk menghindari penumpukan antrian, maka ke depan antrian tidak lagi lakukan secara manual. Pemerintah akan mendorong untuk adanya dua mesin pengantrean.
“Ke tiga, dari sisi ruangan kita belum bisa berbuat banyak, ya inilah kondisi ruangan yang kita miliki. Sehingga perlu pahami bahwa gedung pemerintah yang disiapkan untuk digunakan melayani kependudukan ini, memang begini kondisinya. Harus sama-sama pahami” jelasnya.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel