Tempat nelayan mencari ikan
Selain kisah Joko Bau, asal usul nama Pekalongan juga diyakini berasal dari kata pek dan along.
Pek artinya teratas, sedangkan along atau halong berarti banyak yang kemudian membentuk kata pekalong atau yang kini dikenal dengan nama Pekalongan.
Kata pekalong disematkan pada sebuah daeah yang menjadi tempat para nelayan mencari ikan dan mendapatkan hasil yang banyak.
Sejalan dengan itu, ada yang mengatakan jika along berasal dari kata kalong (jenis kelelawar yang keluar malam hari) untuk menyebut para nelayan yang mencari ikan pada malam hari.
Perjalanan Bujangga Manik
Versi lain asal usul nama Pekalongan disebutkan berasal dari kerajaan Pou-Kia-Loung yang diceritakan pada naskah kuno Sunda pada abad ke-16.
Naskah tersebut adalah salah satu koleksi perpustakaan Bodlain di inggris.
Dalam naskah tersebut diceritakan perjalanan orang terpelajar pertama dari Sunda yang beranam Bujangga Manik. Saat perjalanan, ia singgah di beberapa tempat di Pulau Jawa di antaranya Brebes, Pemalang, Batang, dan daerah yang kini dikenal sebagai Pekalongan.
Konon Bujangga Manik menyebutkan nama daerah tersebut dengan Pekalongan yang kemudian nama tersebut digunakan hingga saat ini.
Lokasi perdagangan laut yang srategis

Cikal bakal Pekalongan sudah ada sejak awal abad ke-16. Saat itu wilayah Pekalongan disinggahi oleh orang-orang dari Kerajaan Demak dan Cirebon.
Pada abad ke-17, secara administratif Pekalongan menjadi bagian wilayah Kerajaan Mataram Islam yang dipimpin Sultan Agung.
Pada saat penyerangan ke Batavia pada tahun 1628 oleh Kerajaan Mataram, Pekalongan menjadi kantong lumbung perbekalan.
Alasannya karena Pekalongan berada pada jalur pantura dan di djalur perdagangan laut yang strategis. Kala itu Pangeran Manduraredja dan Bahureksa ditunjuk sebagai panglima perang.
Pada abad ke-18, wilayah Pekalongan sudah dipengaruhi VOC. Bahkan sejak tahun 1800-an sampai 1942, wilayah Pekalongan menjadi wilayah administratif Pemrintah Hindia Belanda dan disebut wilayah gubernemen.
Setelah Proklamasi, rakyat Pekalongan berhasil merebut markas Tentara Jepang pada 3 Oktober 1945. Pada 7 Oktober 1945, Pekalongan telah bebas dari Tentara Jepang.
Saat ini Pekalongan menjadi salah satu kota besar di Jawa Tengah dan memiliki wisata andalan seperti Museum batik Nasional yang memmiliki lebih dari 1.000 motif kain batik.
Selain itu, Pekalongan juga memiliki tempat wisata seperti Air Terjun Curug Cinde yang terletak di dalam hutan.
Atau Pantai Pasir Kencana yang memiliki ombak yang tenang serta hasil laut yang melimpah.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel