Kalau saya lihat di media sosial, kebetulan saya mengikuti fanpage dari Bupati Heribertus Nabit dan Wakil Bupati Heribertus Ngabut, kedua orang ini memang tidak memiliki visi dalam membangun Manggarai ini.
Terbukti, di media sosial, postingan-postingan mereka hanya menyangkut hal-hal seremonial dan sensasional saja.
Misalnya, “Hari ini saya menghadiri peresmian ini.” Atau misalnya, “Hari ini saya secara resmi membuka pertandingan tournamen sepak bola ini…bla…bla…bla…” dan seterusnya.
Setiap hari, mereka hanya sibuk mengurus hal-hal yang sensasional dan seremonial seperti itu.
Tidak pernah sedikit pun saya temukan ada hal-hal yang substansial yang mereka kerjakan, seperti bagaimana mengatasi pengangguran di Manggarai? Bagaimana menciptakan lapangan kerja baru di Manggarai? Bagaimana mengatasi masalah pertanian di Manggarai? dan lain sebagainya.
Contoh lainnya lagi ialah seperti yang terjadi hari ini: sebuah pengumunan pembukaan tournament bola kaki Bupati Cup tersebar di berbagai platform media sosial.
Dalam keterangannya, Bupati Cup ini dilakukan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober mendatang.
Saya sendiri tidak menampik bahwa Sumpah Pemuda ini dapat dirayakan dengan tournament Bola Kaki. Toh, itu juga akan membangkitan soliditas dan solidaritas di antara pemuda-pemuda yang akan bermain nanti.
Tetapi, kalau peringatan Sumpah Pemuda hanya dibatasi dengan cara tournament Bola Kaki, itu sangat tidak masuk akal.
Manggarai ini penuh dengan masalah. Masalah-masalah itu dihadapi oleh kebanyakan para pemuda. Salah satu contohnya ialah soal kesulitan untuk mendapat kerja seperti yang saya sebutkan tadi.
Apalagi, dulu menjelang PIlKADA, H2N memiliki pendukung dari barisan para pemuda yang dinamai Laskar 88. Saat itu, mereka pernah berjanji bahwa nantinya kelompok pemuda dari Laskar 88 ini akan diberdayakan ketika terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Manggarai.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel