Anies Sindir Mengenai Ordal, Ridwan Kamil Sebut Prabowo Subianto Siap Dihukum

infopertama.com – Pasca debat pertama capres berlangsung, Selasa (12/12) lalu, Ridwan Kamil mengaku memberikan pelatihan kepada Prabowo Subianto selama 2 jam.

Dalam debat perdana tersebut Prabowo Subianto terlihat sangat jenaka. Menurut Ridwan Kamil hal tersebut memang keinginan capres nomor urut 2 tersebut.

Ridwan Kamil juga menyebut Prabowo Subianto menginginkan politik yang riang gembira tidak hanya saat kampanye tapi saat debat juga.

Pada debat tersebut debat yang paling mencuri perhatian publik adalah debat antara Anies dan Prabowo Subianto.

Anies tak jarang memberikan sindiran pedas kepada Prabowo, namun capres nomor urut 2 itu menanggapinya dengan santai dan penuh jenaka.

Begitu pula saat Anies memberikan sindiran mengenai orang dalam.

“Fenomena ordal ini menyebalkan. Di seluruh Indonesia kita menghadapi fenomena ordal. Mau ikut kesebelasan ada ordal, mau jadi guru ada ordal, mau masuk sekolah ada ordal, mau nonton konser ada ordal. Ada ordal di mana mana yang membuat meritokratik gak jalan,” ujar Anies mengutip tayangan Youtube Kompas TV Sabtu, 16 Desember 2023.

Saat debat tersebut juga Anies bercerita mengenai fenomena ordal yang tidak hanya terjadi di masyarakat melainkan di proses puncak pun terjadi ordal.

Menanggapi hal tersebut Prabowo terlihat santai dan berkata kekuasaan tertinggi ada di rakyat. Dan, jika ada proses yang tidak benar dari Prabowo ia juga siap dihukum.

“Kekuasaan tertinggi ada di rakyat, hakim tertinggi ada di rakyat, kalau kami tidak benar, salah, berhianat, rakyat yang akan hukum kami,” ujar Prabowo Subianto.

Ridwan Kamil selaku ketua TKN Prabowo-Gibran di Jawa Barat pun mempertegas hal itu.

Menurut Ridwan Kamil jika keputusan tersebut sudah final kita harus terima suka atau tidak suka, karena itu takdir.

Ordal

Tapi kesukaan tersebut akan dibuktikan dengan dipilih sedangkan ketidak sukaan Prabowo sudah siap dihukum dengan tidak dipilih.

“Pak Prabowo kan tadi menjawab kalau sudah final, memang harus terima suka tidak suka, kesukaan diterjemahkan dengan memilih. Sedangkan, jika tidak suka dengan menghukum dengan tidak memilih,” ujar Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil juga mengatakan jika persepsi masyarakat sedemikian rupa maka masyarakat tidak perlu memilih.***

error: Sorry Bro, Anda Terekam CCTV