Aksi Politik Demi Pemilu?
Namun sikap ini ternyata mendapat tanggapan sinis pengamat Palestina. Sebagian besar analis politik Palestina mengatakan bahwa mereka tidak yakin dengan pidato Lapid.
Mereka meyakini itu hanyalah aksi politik untuk memikat pemilih Israel-Arab dalam pemilihan umum. Rencananya pemilu berlangsung pada 1 November. “Tidak serius dan tidak menawarkan apa-apa,” kata seorang profesor ilmu politik di Universitas Al-Quds, Ahmad Rafiq Awwad.
“Lapid membutuhkan suara dari Israel-Arab dan dukungan dari partai-partai kiri untuk menang dalam pemilihan berikutnya. Sehingga pemimpin Israel mengambil PBB sebagai kesempatan untuk mempromosikan kampanyenya,” tambahnya.
Pemilihan November sendiri kemungkinan akan menjadi duel antara Lapid dan Benjamin Netanyahu, yang sempat menjadi PM 1996 hingga 1999 dan 2009 hingga 2021.
Netanyahu sendiri mengomentari pernyataan Lapid dengan amarah. Di mana, dalam pesan video berapi-api, ia mengatakan bahwa PM saat ini “menempatkan orang-orang Palestina kembali ke pusat panggung internasional dan mengirim Israel kembali ke lubang”.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel