Ruteng, infopertama.com – Maria Trivonia Mahul (Atri), Mahasiswa program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng mewawancarai Aji Abdul Rohman untuk memenuhi tugas mata kuliah Jurnalisme pada Selasa, (26/11/2024).
Atri terpanggil untuk mewawancarai Aji Abdul Rohman setelah mengamati tempat dagangan Cilok dan Gorengan bpk. Aji selalu dipadati oleh mahasiswa Unika St. Paulus Ruteng.
Aji Abdul Rohman, seorang pria berusia 46 tahun, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mahasiswa Universitas Katolik Indonesia (Unika) St. Paulus Ruteng.
Setiap hari, ia berdiri di depan gerbang kampus menjajakan cilok dan gorengan, dua jenis camilan yang sangat digemari mahasiswa. Di balik kesuksesannya, tersimpan kisah inspiratif penuh perjuangan.
Merintis dari Kesederhanaan
Aji memulai usaha ini dengan gerobak sederhana, bermodalkan keyakinan akan peluang yang ada. Pilihannya berjualan di depan kampus Unika bukan tanpa alasan. Ia melihat potensi besar di kalangan mahasiswa yang gemar mencari camilan.
Simak: Mahasiswa PBSI Unika St. Paulus Ruteng
Awalnya hanya menjual beberapa jenis gorengan, Aji kemudian menambahkan cilok, yang kini menjadi favorit pelanggan setianya.
“Saya ingin mandiri, dan saya yakin cilok dan gorengan bisa jadi peluang yang menjanjikan,” ungkap Aji, penuh semangat.
Keunggulan di Tengah Persaingan
Keistimewaan dagangan Aji terletak pada kualitas dan rasa. Ciloknya terkenal kenyal dengan bumbu yang meresap, sementara gorengannya selalu renyah dan dibuat dengan bahan pilihan serta minyak goreng yang bersih. Kombinasi rasa autentik dan harga terjangkau menjadikan gerobaknya selalu ramai pembeli.
Selain itu, Aji menjaga kebersihan gerobaknya dan selalu ramah kepada pelanggan. Interaksinya dengan mahasiswa, ditambah dengan promo-promo menarik, membuat usahanya semakin diminati.
Tantangan dan Strategi Bertahan
Meski usahanya sukses, Aji tetap menghadapi tantangan, seperti persaingan dengan pedagang lain dan perubahan tren makanan. Cuaca buruk juga kerap memengaruhi jumlah pembeli. Namun, ia tetap optimis.
“Rezeki sudah diatur, yang penting fokus pada kualitas dan pelayanan,” ujarnya.
Promosi dari mulut ke mulut menjadi senjata utama Aji. Banyak pelanggan baru datang karena rekomendasi teman mereka. Ia juga yakin, menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan pedagang lain adalah kunci kelangsungan usahanya.
Harapan untuk Masa Depan
Dari hasil usahanya, Aji mampu menghidupi keluarga meski pendapatan hariannya berkisar Rp 100.000. Ia bercita-cita mengembangkan usaha ini, menambah variasi menu, dan bahkan membuka cabang di lokasi lain.
“Kalau bisa, usaha ini juga membuka lapangan kerja bagi orang lain. Saya ingin usaha ini tidak hanya bermanfaat untuk keluarga saya, tapi juga untuk masyarakat sekitar,” kata Aji penuh harapan.
Kisah Aji Abdul Rohman membuktikan bahwa semangat, kerja keras, dan dedikasi mampu menghadirkan peluang di tengah keterbatasan. Semoga usaha kecilnya terus berkembang dan menginspirasi banyak orang untuk berjuang meraih impian.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel