Ruteng, infopertama.com – Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng kembali menghadirkan panggung akademik berskala global melalui The 5th International Conference on Education, Humanities, Health, Agriculture, and Engineering (ICEHHA V) yang diselenggarakan secara daring (11/12/2025).
Salah satu sesi yang menarik perhatian peserta ICEHHA ke V adalahh ketika Assoc. Prof. Dr. Hasliza Abu Hassim pakar nutrisi ternak dari Universiti Putra Malaysia (UPM) menyampaikan pemaparan ilmiahnya mengenai ketahanan pangan tropis, manajemen pakan ternak, dan pemanfaatan limbah pertanian.
Kegiatan internasional ini menjadi wadah penting bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara untuk bertukar gagasan ilmiah dan mendorong kolaborasi global.
Pakar Nutrisi Ternak Malaysia Soroti Ketahanan Pangan Tropis
Assoc. Prof. Dr. Hasliza Abu Hassim, seorang ahli nutrisi hewan dan Deputy Director di Institute of Tropical Agriculture and Food Security (ITAFoS), UPM menjelaskan urgensi penelitian nutrisi hewan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, produktivitas ternak, dan manajemen pakan berbasis sumber lokal.
Dalam paparannya, ia menekankan arah riset global terhadap pembangunan pertanian tropis yang tangguh dan berkelanjutan.
“Ketahanan pangan akan tumbuh kuat ketika kita memaksimalkan sumber daya lokal dan mengembangkan sistem pakan yang adaptif terhadap perubahan iklim,” tegasnya.
Dr. Hasliza merupakan akademisi senior yang bergelut di bidang Animal Nutrition selama lebih dari satu dekade, dengan pengalaman riset meliputi pengelolaan pakan ternak, efisiensi nutrisi, serta penanganan penyakit metabolik berbasis manajemen pakan.
Pemanfaatan Limbah Pertanian sebagai Pakan: Solusi Strategis untuk Negara Tropis
Dalam presentasinya pada ICEHHA V, ia memaparkan hasil-hasil riset terkini terkait:
- peningkatan kualitas pakan menggunakan white rot fungi, enzim fibrolytik, dan yeast,
- optimalisasi nutrisi untuk ayam, ruminansia, dan hewan domestik,
- serta peluang pemanfaatan limbah pertanian berserat tinggi sebagai bahan pakan alternatif.
Menurutnya, negara tropis seperti Indonesia dan Malaysia memiliki sumber daya biomassa pertanian yang sangat besar, namun belum sepenuhnya dimanfaatkan.
“Agricultural by-products dapat menjadi sumber pakan yang berkualitas bila kita menerapkan teknologi pretreatment yang tepat. Ini mampu meningkatkan performa ternak tanpa harus bergantung pada bahan impor,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan melalui pengurangan limbah organik.
Peran Nutrisi dalam Mendorong Peternakan Berkelanjutan
Lebih jauh, Dr. Hasliza menekankan bahwa riset nutrisi ternak harus bergerak mengikuti tantangan global seperti:
- kebutuhan protein dunia yang meningkat,
- krisis pakan konvensional,
- perubahan ekologi dan pola penyakit,
- serta transformasi ekonomi perdesaan.
Dalam konteks tersebut, Malaysia dan Indonesia berada pada posisi strategis untuk memimpin inovasi di sektor peternakan tropis berkat keanekaragaman hayati dan potensi pertanian yang besar.
“Sustainable animal production membutuhkan integrasi nutrisi, manajemen kandang, kesehatan ternak, dan pendekatan ekologi. Sektor ini harus bergerak holistik dan berbasis bukti ilmiah,” ungkapnya.
Riset dan Pengabdian Fondasi Akademik Pakar Nutrisi Malaysia
Dr. Hasliza, yang menyelesaikan pendidikannya mulai dari DVM (UPM), Master of Science (UPM), hingga PhD di Ghent University, Belgia, telah memimpin dan terlibat dalam berbagai proyek nasional dan internasional yang berfokus pada:
- pemanfaatan sumber lokal untuk pakan ternak,
- manajemen nutrisi sapi, kambing, unggas, dan hewan peliharaan,
- serta pengembangan pakan berbasis fermentasi dan rekayasa nutrisi.
Ia juga sering menjadi narasumber di berbagai seminar nasional dan internasional terkait nutrisi hewan, nutrisi tropis, dan keberlanjutan peternakan.
ICEHHA V Jadi Ruang Pertemuan Ilmu dan Kolaborasi Global
Kehadiran Dr. Hasliza pada ICEHHA V memperkaya dinamika pengetahuan yang hadir di forum ilmiah tersebut.
Konferensi ini mempertemukan lima rumpun ilmu pendidikan, humaniora, kesehatan, pertanian, dan teknik untuk menanggapi tema besar “Knowledge in Action for Sustainable Societies.”
Melalui konferensi ini, Unika Santu Paulus Ruteng meneguhkan posisinya sebagai kampus yang mengedepankan kolaborasi lintas ilmu untuk pembangunan berkelanjutan.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel
