Medan, infopertama.com – Miris kisah seorang siswi SD di Kota Medan. Ia berkali-kali menjadi obyek pelempiasan nafsu bejat orang-orang dewasa.
Siswi SD yang masih berusia 10 tahun itu menjadi korban rudapaksa berkali-kali.
Bahkan, dugaannya Siswi SD itu telah menjadi korban rudapaksa sejak tahun 2017 hingga 2021 silam.
Melansir Tribun-Medan, pada tahun 2017 silam korban pernah diduga dirudapaksa oleh sopir pribadinya.
Lalu, tahun 2020 oleh ayah kandungnya. Dan, di tahun 2021 silam kepala sekolah, pimpinan administrasi sekolah hingga tukang sapu merudapaksa korban.
Ibu kandungnya berinsial IM, melaporkan seluruh kejadian itu ke polisi.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi membenarkan bahwa pihaknya telah menerima sejumlah laporan dugaan rudapaksa tersebut.
Ia menyebutkan, salah satu laporan yang polisi terima yakni ibu kandung korban melaporkan suaminya, karena telah merudapaksa putrinya.
“Iya, untuk laporan kedua itu kan pelakunya orang tuannya, bapaknya. Itu sudah vonis, 12 tahun atau 15 tahun itu,” kata Hadi, Jumat (9/9/2022).
Hadi mengungkapkan, untuk laporan pertama ia mengaku belum mengetahui persis jalannya kasus tersebut. “Laporan pertama, saya belum tau persis informasinya, saya belum dapat informasi itu,” sebutnya.
Lalu, ia jelaskan untuk laporan ketiga yang melibatkan pihak sekolah sampai saat ini kasus tersebut masih dalam penanganan pihak kepolisian.
“Itu sudah berjalan, sampai saat ini sudah naik ke tahap penyidikan. Kemudian sudah ada saksi-saksi yang kita mintai keterangan, dari pihak sekolah, pelapor, korban, kemudian saksi ahli,” ungkapnya.
Ia mengatakan, pihaknya masih mengumpulkan sejumlah keterangan dari para saksi. Dan, mencari bukti lain agar kasus tersebut bisa terungkap sesuai dengan fakta yang ada.
“Jadi kita sampai dengan saat ini belum ada menetapkan tersangka, kita juga tidak mau terburu-buru menetapkan tersangka. Karena pasti penyidik harus memiliki keyakinan untuk menetapkan tersangka,” bebernya.
Sebelumnya, Warga Kota Medan bernama Imelda mengadukan nasib anak perempuannya ke Hotman Paris di Jakarta.
Kepada Hotman Paris Imelda mengaku,adanya dugaan anaknya menjadi korban pemerkosaan oleh kepala sekolah, pimpinan administrasi sekolah hingga tukang sapu di Medan.
Kejadian itu pun ia sebut terjadi di sekolah. Anaknya diduga diberi minum, serbuk putih lalu kemudian diikat dan dibawa ke gudang sekolah.
Kemudian seseorang yang diduga kepala sekolah keluar dari gudang dan menjaga pintu gudang.
“Kepala sekolah keluar dari gudang terus jaga gudang. Si tukang sapu masuk ke gudang letakkan anak tadi ke gudang, ke atas meja di dalam gudang. Setelah itu tukang sapu keluar jaga gudang pimpinan sekolah masuk,” kata Imelda, seperti dalam Instagram pribadi Hotman Paris, Rabu (7/9/2022).
Di dalam gudang inilah kepala sekolah, pimpinan administrasi hingga tukang sapu memerkosa bocah perempuan 10 tahun ini.
Dalam sesi tanya jawab antara Hotman dan Imelda mengaku para pelaku dua sebanyak dua kali memerkosa anaknya.
“Sampai dua kali kejadian. Pimpinan sekolah, pimpinan administrasi bahkan tukang sapu memerkosa anak ibu?” tanya Hotman.
Kemudian wanita berkaus merah ini pun mengiyakan kejadian yang anaknya alami sebanyak dua kali. “Iya.”
Hotman Paris menyebut kasus ini telah laporkan ke Polrestabes Medan pada 10 September 2021 lalu dan lanjutkan ke Polda Sumut.
Namun dugaan pemerkosaan siswi perempuan ini diduga mandek hingga hampir setahun.
Saat itu yang dlaporkan cuma tukang sapu dan seorang pegawai tata usaha, sementara kepala sekolah dan pimpinan administrasi belum.
Hotman Paris meminta supaya Kapolda Sumut menyelidiki kasus ini.
Dia menyebut agar Irjen Panca menyoroti dugaan pemerkosaan siswi perempuan yang melibatkan Kepala Sekolah hingga tukang sapu.
“Bapak Kapolda Sumut tolong kasus ini mendapat perhatian. Sudah dilaporkan sejak september 2021. Kasusnya dilimpahkan ke Polda Sumut,” minta Hotman Paris.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel


