Perbedaan harga ini membuat Wilibrodus tak berpikir panjang, ia pun deal tuk membeli beras ke Deni. Namun, ada kesepakatan bahwa saat beras sampe di lokasi (Kios di Pagal) Wilibrodus akan cek dulu kualitas berasnya, pun akan timbang lagi. Jika nanti kualitas beras kurang baik dan beratnya tidak pas (kurang dari 50 Kg) maka bisa saja batal beli berasnya.
“Saya pesan 5 Ton (100 Karung) Beras,” cerita Wilibrodus.
Persyaratan ini tidak memberatkan Deni, sales beras bos Nuski di Lembor. Ia sepakat, dan kemudian menelpon Bos Nusky. Usai menelpon, kata Wilibrodus, Deni janjikan bahwa berasnya berangkatkan dari Lembor keesokannya, Selasa, 07 Maret 2023. Saat itu, Wilibrodus dan Deni ini lalu tukaran no hp tuk komunikasi lanjutan.
Malam harinya, pada Senin, Deni komunikasi by phone dengan Wilibrodus bahwa besok, pesanannya jadi dengan total 5 ton.
Besoknya, Selasa, 07 Maret 2023, sesuai janji Deni beras ini seharusnya tiba di Pagal, namun hingga siang sekira pukul 12.00 WITA beras ini tak kunjung muncul.
“Saya telepon Deni, kepastian beras pesanan saya ini jadi atau tidak. Dia jawab, sudah berangkat, sudah di jalan.”
Berikutnya, sekira pukul 14.30 WITA, Deni ini datangi kios Wilibrodus. Di kios, Deni ini telponan dengan Nusky, bos beras di Lembor. Dalam percakapan telepon ini, kata Wilibrodus, Deni menanyakan ke bos Nuski.
“Bos bagaimana sudah, soalnya pelanggan saya ini gak enak, ini kan sudah malam, mereka nunggunya udah dari tadi. Kan sudah pesan kemarin 5 ton.” Jelas Wilibrodus menirukan percakapan Deni.
Ia juga sempat mendengar jawaban dari bos Nuski, namun tidak terlalu jelas. “Iya udah mas, ini kami ini masalahnya ada rusak mobil lagi kami nih. Rusak mobil di mana? Tanya Deni lagi. Hanya, tidak jelas jawaban Nuski rusaknya di Ruteng tapi di mana di Ruteng itu, suaranya tidak jelas.”
“Besok saja, kasi tau di Omnya kalau pagi-pagi besok antar berasnya. Atau kalau perlu ya tunggu selesai perbaik mobil saya konfirmasi biar bongkar malam.” Jawab Nuski yang sempat Wilibrodus dengar dalam percakapannya dengan Deni pada sambungan telephon.
Mendengar bongkar malam ini, Wilibrodus menimpal. “Saya bilang, kasi tau dia (Nuski), jangan, biar besok saja. Kalau bongkar malam saya rugi, susah ceknya apalagi jumlahnya banyak. Siapa tau yang beras bagus cuma satu dua karung saja, sisanya bisa saja rusak.” Tutur Wilibrodus.
Saat itu, di Kiosnya, Korban Wilibrodus tidak sendiri. Ia dengan ayahnya. Ayahnya sempat curiga namun, Wilibrodus tetap yakin dan tidak berpikiran negatif. Ia pun ikut meyakinkan ayahnya, bahwa beras ini bongkar besok.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel




