Kapus Adrianus menambahkan hanya dalam kurun waktu dua tahun, hasilnya sangat menggembirakan. “Pada Tahun 2023, kunjungan catin sebanyak 43 orang, tahun 2024, meningkat tajam menjadi 86 orang dan pada tahun 2025 hingga Mei, seluruh 106 calon pengantin telah mengikuti pemeriksaan lengkap dan mendapatkan sertifikat,” tambahnya.
Selain itu, terjadi penemuan dini terhadap kasus berisiko seperti anemia, KEK, sifilis, dan penyakit menular lainnya. Bahkan, tahun 2025 menunjukkan kemajuan signifikan, tidak ditemukan lagi kasus KEK pada catin, menandakan keberhasilan intervensi sejak dini.
Tak hanya itu, kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) gencar dilakukan di gereja, sekolah, dan komunitas desa. Hasilnya, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan sebelum menikah dan saat kehamilan terus meningkat.
Manfaat Nyata dan Dampak Berkelanjutan
Melalui Inovasi Pesta Catin jelas Kapus Adrianus, calon pengantin tidak hanya mendapat edukasi dan layanan kesehatan, tetapi juga terbentuk pola pikir baru dalam masyarakat tentang pentingnya kesiapan kesehatan reproduksi sejak dini. “Jejaring kolaboratif antara puskesmas, pemerintah desa, paroki, tokoh pendidikan, dan masyarakat pun semakin solid, menjadi fondasi kuat untuk keberlanjutan inovasi ini,” ungkapnya.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel