Ruteng, infopertama.com – Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menegaskan komitmennya dalam mencetak lulusan kritis dan adaptif melalui Orasi dan Seminar Ilmiah bagi para wisudawan periode Desember 2025.
Kegiatan ini mengusung tema umum “Membangun Daya Kritis, Inovatif dan Adaptif Gen Z Menghadapai Era Post Truth” berlangsung dalam nuansa intelektual di Aula Assumpta gereja Paroki Katedral Ruteng pada 4 Desember 2025.
Literasi Kritis dan Inovasi Sosial
Dalam Orasinya, Dr. Antonius Nesi, M.Pd, yang menjadi orator utama pada acara Wisuda 2025 ini mengusung subtema yang kuat dan relevan, yakni “Literasi Kritis dan Inovasi Sosial: Strategi Gen-Z Menghadapi Dunia Kerja pada Era Post-Truth”.
Dalam orasi ilmiahnya, Dr. Antonius menekankan urgensi generasi muda untuk membangun daya pikir reflektif dan kemampuan menyaring informasi di tengah banjir data yang tidak selalu valid.
“Literasi kritis bukan sekadar membaca informasi, tetapi menilai kredibilitas sumber, membongkar bias, dan mengambil keputusan berbasis kebenaran. Tanpa itu, Gen-Z sangat rentan dimanipulasi oleh arus informasi era post-truth,” tegas Dr. Antonius di hadapan para wisudawan.
Ia juga mendorong para lulusan untuk tidak hanya mengejar pekerjaan, tetapi mampu menciptakan solusi sosial melalui pendekatan inovasi sosial yang berpijak pada nilai etika dan keberpihakan pada masyarakat.
Wisudawan Harus Jadi Bagian dari Solusi, Bukan Penyebar Hoaks
dalam sambutanya, Wakil Rektor I Unika St. Paulus Ruteng, Dr. Marselus Ruben Payong, M.Pd. menyoroti perubahan pola konsumsi informasi di era digital, khususnya di kalangan pemuda.
Ia menegaskan bahwa generasi saat ini lebih banyak mengakses berita melalui media sosial daripada media konvensional. Situasi ini, menurutnya, menuntut sikap kritis yang tinggi.
“Kita dihadapkan pada dua pilihan: menjadi bagian dari masalah dengan ikut menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, atau memosisikan diri sebagai bagian dari solusi dengan berpikir kritis,” ujar Dr. Marselus.
Ia juga mengingatkan para wisudawan agar selalu menempatkan pikiran kritis sebagai benteng utama dalam menyaring informasi, apalagi di tengah kuatnya pengaruh media digital dan algoritma yang sering mendorong emosi, bukan nalar.
“Jari boleh cepat, tetapi otak harus lebih cepat. Itulah prinsip yang harus para lulusan Unika St. Paulus Ruteng miliki saat menghadapi dunia kerja,” tambahnya.
Unika Perkuat Peran Strategis dalam Mencetak Lulusan Tangguh dan Berkarakter
Melalui pelaksanaan orasi dan seminar ilmiah ini, Unika St. Paulus Ruteng kembali menunjukkan perannya sebagai agen transformasi intelektual dan sosial di Nusa Tenggara Timur, khususnya wilayah Manggarai dan sekitarnya.
Kampus tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi membangun kesadaran moral, tanggung jawab sosial, dan mental inovatif pada generasi baru.
Kegiatan ini juga mengingatkan para wisudawan bahwa dunia kerja modern tidak lagi hanya menuntut keahlian teknis, tetapi juga integritas, kemampuan berpikir kritis, serta keberanian menciptakan perubahan melalui inovasi sosial.
“Unika St. Paulus Ruteng terus membentuk lulusan yang tidak hanya siap bekerja, tetapi siap memimpin, berinovasi, dan mengabdi bagi masyarakat dengan semangat keadilan dan kemanusiaan,” tegas Dr. Antonius Nesi.
Orasi ilmiah ini sekaligus menjadi refleksi penting bahwa Gen-Z di NTT perlu menggabungkan kearifan lokal, kompetensi global, serta kepekaan sosial untuk menjawab tantangan zaman.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel




