Cepat, Lugas dan Berimbang

Soal Pemimpin (yang) Merakyat

Apa Sebenarnya Pemimpin yang Pro Rakyat atau ‘Merakyat’ Itu?

Ukuran yang dipakai oleh teman saya sebagaimana saya sebutkan di atas memang tidak salah. Sebab, hal-hal seperti itu juga melekat di dalam diri seorang [pemimpin] yang merakyat.

Akan tetapi, sesungguhnya, pemimpin yang merakyat ialah seorang yang tidak hanya sekadar melakukan hal-hal demikian. Lalu seperti apakah pemimpin yang merakyat itu?

                    

Pemimpin yang merakyat ialah seorang yang memiliki panggilan diri untuk terlibat secara penuh, total pada seluruh kehidupan rakyatnya.

Ia adalah orang yang betul-betul memiliki visi atau pandangan hidup yang baik, yakni sesuatu yang bisa menggerakkan sekaligus menghidupkan banyak orang.

Ia adalah seorang yang mengenal idea keadilan, mengetahui tentang idea kebenaran. Hatinya tergerak untuk mewujudkan itu di dalam setiap tindakkannya sebagai pemimpin.

Ia adalah orang yang peka terhadap penderitaan, mampu mendengarkan dan memahami kebutuhan rakyatnya.

Ia memiliki hasrat untuk mengangkat kehidupan rakyatnya yang tertindas agar bisa menikmati kehidupan yang lebih sejahtera, adil dan makmur.

Lalu bagaimana kita bisa mengetahuinya dalam kehidupan konkrit? Sederhana saja.

Kalau Anda ingin tahu apakah seorang pemimpin itu sungguh-sungguh merakyat, periksa saja setiap kebijakan atau program kerja yang dia keluarkan.

Baca juga:

Viral Video Bupati Nabit Dihadang Mama-Mama di Satar Mese

Lihatlah semuanya, apakah dari semua program kerjanya itu sudah sungguh-sungguh mendatangkan kesejahteraan bagi banyak orang atau tidak?

Apakah selama memimpin, ia sudah berhasil mengeluarkan rakyatnya dari kemiskinan atau tidak? Apakah hak-hak hidup rakyatnya seperti akses terhadap air minum bersih misalnya sudah terpenuhi?

Dan, apakah selama memimpin, ia sudah berhasil membangun sarana infrastruktur yang memadai dan berkualitas seperti jalan raya misalnya, sehingga tidak ada rakyat yang terisolasi?

Kalau ternyata tidak demikian, janganlah Anda menganggap bahwa pejabat publik [pemimpin] itu ialah seorang yang merakyat, pro terhadap kepentingan bersama.

Baca juga:

Dihadang Mama-Mama, Bupati Nabit: Oe Bupati Kaku

Kalau pada kenyataannya bahwa selama ia memimpim, yang sejahtera ialah hanya keluarga atau kelompoknya sendiri, itu artinya ia bukanlah seorang pemimpin yang merakyat. Kenapa demikian?

Anda mestinya tahu bahwa pemimpin yang merakyat tidak akan pernah pilah-pilah dan pilih-pilih terhadap siapapun. Apalagi jika sampai membuat orang lain menangis karena merasa tak diperhatikan, terlihat jika itu terjadi di ruang dewan. Bagi seorang pemimpin yang betul-betul merakyat, semua orang akan dianggapnya sama.

Ia tidak akan membedakan setiap orang berdasarkan kesamaan darah, suku, agama, dll. Ia akan berpikir dan berkeyakinan bahwa setiap orang ialah setara dan memiliki hak yang sama akan kesejahteraan hidup.

Baca juga:

H2N, Antara Bualan Slogan PERUBAHAN dan Konsorsium Kemiri 50

Karena itu, dalam memperlakukan rakyatnya, ia tidak akan memilih ‘apakah dia keluarga saya atau tidak’, ‘apakah dia pendukung saya atau tidak’.

Cara berpikir seperti itu sama sekali tidak ada di kepala seorang pemimpin yang pro terhadap kepentingan rakyat; terhadap kepentingan bersama.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel