Jumat, 9 Desember 2022
Hari Biasa Pekan Adven II
Yes 48:17-19 & Mat 11:16-19
[Thn. V-SS/339/12/2022]
Yesus berkata kepada orang banyak, “Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya, ‘Kami meniup seruling bagimu, tetapi kalian tidak menari. Kami menyanyikan kidung duka, tetapi kalian tidak berkabung.’ Sebab Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan dan tidak minum, dan mereka berkata, ‘Ia kerasukan setan.’
Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata, ‘Lihatlah, seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang-orang berdosa.’ Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.”
Hikmat Allah dan Perbuatan Nyata
Kita lebih mudah untuk menghakimi dan menyalahkan orang lain atas segala ketelodaran dan kelemahan kita, ketimbang kita kembali ke dalam diri sendiri dan mengatakan, siapakah aku ini yang berani menghakimi sesama saudaraku!
Sahabat Sendal Seribu yang terkasih dalam Kristus
KITA sering terbentur dengan berbagai pandangan dari orang lain. Ingin maju tapi sempat berhenti di tengah jalan karena kita begitu terganggu dengan perkataan orang lain mengenai hidup kita. Jalan yang kita tempuh adalah menarik diri dari keramaian, menutup diri terhadap karya dan rahmat Allah. Kita pada akhirnya terperangkap pada apa kata orang tentang hidup kita. Padahal, kita hidup bukan berdasarkan kata orang tetapi berdasarkan pada apa kata YESUS tentang kita: Aku mengasihi kamu! sebab sebelum kamu mengasihi Aku, Aku telah terlebih dahulu mengasihi kamu [BDK. 1 Yoh 4:10].
Sahabat Sendal Seribu yang terkasih dalam Kristus,
Injil hari ini mengisahkan tentang YESUS yang bingung mau memberi nama apa pada angkatan yang tegar tengkuk dan keras kepala ini. Sebab angkatan ini cepat sekali menilai orang dari luarannya saja. Angkatan ini juga cepat membanding-bandingkan! Cepat menilai orang dan suka membanding-bandingkan juga ada di dalam diri kita saat ini, sadar atau tidak! Kita lebih cepat menilai orang ketimbang melihat ke dalam diri sendiri, apakah aku layak untuk menilai orang lain padahal aku sendiri juga masih banyak memiliki kekurangan? Kita juga lebih mudah membanding-bandingkan. Sikap ini menggambarkan orang yang tidak tahu bersyukur. Tidak tahu bersyukur atas rahmat Allah yang bekerja dalam diri sendiri. Padahal, Rahmat Allah selalu dicurahkan kepada semua orang tanpa kecuali, hanya saja apakah kita mau bekerja sama dengan rahmat Allah?
Sahabat Sendal Seribu yang terkasih,
Semoga kita menjadi angkatan yang dipuji Allah karena hikmat Allah, kebijaksanaan Allah melimpah dalam kata dan perbuatan nyata kita setiap hari, yang tidak mudah untuk menilai dan menghakimi, yang tidak mudah untuk membanding-bandingkan tetapi selalu dipenuhi dengan kasih dan kebijaksanaan Allah.

Dio Ti Benedica
MARILAH KITA BERDOA:
Allah Bapa yang Mahakuasa, Engkau membimbing kami untuk memersiapkan kedatangan PuteraMu. Semoga kedatanganNya yang kami nantikan ini membawa sukacita dan kedamaian di dalam hati dan keluarga kami. Dengan pengantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, kini dan sepanjang segala masa, Amin.
Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAI
Berkat dan doaku
Pastor Ryano Tagung, Pr
Paroki Santu Yusuf, Benteng Jawa.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â