Cepat, Lugas dan Berimbang

Renungan Katolik, Mengikuti Resepsi Perjamuan Tuhan

Makanan Rohani
Foto: Floresa.co

Kamis, 18 Agustus 2022
Hari Biasa, Pekan Biasa XX
Yeh. 36:23-28; Mzm. 51:12-13,14-15,18-19; Mat. 22:1-14.
[Thn. V/VIII/229/2022]

Marilah kita berdoa: YA YESUS, Sang Empunya Perjamuan. Undangan indah mengetuk hati dan sanubari, mengikis keraguan dan ketakpastian menjadi sebuah keyakinan yang teguh, untuk menjawab undanganMu. Aku mohon kepadaMu, Ya Tuhan, terangilah akal budiku, kobarkanlah kehendakku, sucikanlah hatiku dan kuduskanlah jiwaku, agar aku siap setiap saat untuk menjawab YA atas undanganMu, kini dan selama-lamanya, Amin.

Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah mereka undang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang.

Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, ‘Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.’ Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, ‘Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah itu.

Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang mereka jumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, ‘Hai saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?’ Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, ‘Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.’ Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”

Mengikuti Resepsi Perjamuan Tuhan

DIA memanggil. DIA mengundang. Sekali, suaraNYA memanggil dan mengundang. Lantas, adakah telinga yang gendangnya bergetar, mendengar suaraNYA? Lembut selembut udara yang tak bisa disentuh. Halus, sehalus kapas yang tak bisa digengang, itu suaraNYA. Hanya HATI yang tinggal dalam damai dan hening yang mampu mendengar suaraNYA dan siap menjawabNYA. Semoga hati itu, milikku dan milikmu.

Sahabat SENDAL SERIBU yang terkasih,

Kita semua dipanggil oleh ALLAH dengan nama kita masing-masing, sesuai dengan cara ALLAH menghendakinya. SuaraNya senantiasa bergema di dalam kalbu kita, menanti dan menunggu jawaban dari kita. Meski DIA berkuasa atas hidup kita, DIA tetap menghargai kehendak bebas kita untuk menjawab undanganNya. Agar, dengan segala kebebasan dan penuh tanggung jawab, kita mengikutiNYA.

YESUS pada hari ini memberikan sebuah perumpamaan tentang perjamuan kawin. Undangan sudah diedarkan. Perjamuan pun sudah siap! Tetapi, apa daya, undangan tidak digubris sama sekali. Semuanya sibuk dengan urusannya masing-masing.

Setiap hari, YESUS memberikan undangan kepada kita untuk mengikuti Resepsi Perjamuan Tuhan dalam Perayaan Ekaristi. Akan tetapi, tidak semua orang peduli dengan undangan resepsi ini. Perayaan Ekaristi membosankan. Perayaan Ekaristi terkesan membuang-buang waktu. Lebih baik saya menambah jam tidur, jam kerja, berolahraga dari pada mengikuti Perayaan Ekaristi. Banyak alasan yang kita berikan untuk melegalkan niat kita untuk tidak mengikuti Perayaan Ekaristi. Tuhan mengundang kita untuk sejenak, satu jam bersamanya dalam perayaan ekaristi.

Tetapi, keinginan duniawi masih terlalu kuat untuk kita lawan. Kita kalah terhadap nafsu dan keinginan duniawi sehingga Perayaan Ekaristi menjadi sangat asing dan memuakan di dalam hidup kita. mengapa hal ini terjadi? Itu terjadi, karena kita sesungguhnya kurang mencintai yesus! Cinta kita akan yesus tidaklah setulus cinta yesus bagi kita. Tidak ada cinta bagi ekaristi. Tidak ada rindu untuk menikmati jamuan tuhan. Jika kita sungguh mencintai YESUS maka kita akan berani berkorban—berkorban waktu, salah satunya—untuk pergi mengikuti EKARISTI.

Bukankah, EKARISTI adalah sumber dan puncak hidup kita? Kalau ada cinta untuk ekaristi, maka tidak akan pernah ada rasa bosan dan malas untuk berekaristi. Bukankah ketika orang jatuh cinta dia akan merindukan orang yang ia cintai? Demikian pula, jika seseorang jatuh cinta dengan ekaristi, maka ia akan rindu dan selalu rindu dengan ekaristi yang telah membuatnya jatuh cinta.

Undangan sudah diedarkan! Toa-toa pengeras suara sudah dipasang. Allah memanggil kita! Mari kita bergegas. Biarkan hati kita tersentuh oleh suara tuhan memanggil, jangan keraskan hati kita untuk abaikan suara tuhan. Mari kita ikut resepsi perjamuan sederhana yang tuhan siapkan ini, tidak ada goyang dj, tidak musik tik tok, yang ada hanya sebuah pemberian diri yang total, di atas Altar!

Salam dan doaku KASIH PUTIH dari HATI yang TULUS MENCINTAI
Berkat dan doaku
Pastor Ryano Tagung, Pr
Paroki Santu Yusuf, Benteng Jawa

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel 

Â