Sementara kelompok warga Pulau Flores juga membuat acara yang sama dalam satu area kos-kosan tersebut.
Kemudian ada insiden pertengkaran antara suami dari Novitasana dengan adiknya sekitar pukul 22.00 Wita. Pertengkaran dipicu masalah rokok.
Pertengkaran keduanya kemudian dilerai oleh salah seorang warga Flores. Namun cara peleraian itu sedikit keras sehingga menimbulkan ketersinggungan. Akibatnya terjadi pertengkaran keras antara suami Novitasana dengan warga Flores yang mencoba melerai.
“Karena pertengkaran tidak kunjung selesai, akhirnya kelompok warga Sumba sebanyak 25 orang bangun dari tempat acaranya mendekati kelompok warga Flores. Malah pertengkaran menjadi semakin keras antara kedua kelompok warga Flores dan Sumba saling adu mulut,” terang Jansen.
Sejumlah pecalang Banjar Tangtu kemudian datang dan meminta anak-anak kos tersebut keluar dari TKP karena membuat keributan. Pecalang saat itu menarik salah satu anak kos di lokasi.
Anak-anak asal Sumba kemudian merasa tidak terima dan menyerang balik para pecalang. Para pecalang kemudian kabur, sehingga tiga motor mereka dibakar di depan kos.
Tak hanya itu, warga Sumba kembali ke TKP melempari kaca jendela dan menjatuhkan semua sepeda motor milik kelompok warga Flores. Seusai itu, kelompok warga Sumba pergi meninggalkan lokasi dan beberapa di antaranya dapat diamankan di Mapolsek Denpasar Timur.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel