“Tapi kalau kami tidak ke sekolah, kami tidak dapat materi pembelajaran dari bapak ibu guru,” ujarnya.
Denis (15), siswa asal Dusun Baja, menuturkan, setiap pagi ia bersama teman-temannya berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.
Setibanya di tepi Sungai Wae Pekas, mereka harus mengganti seragam sekolah dengan pakaian rumahan.
“Kami dari rumah itu tidak pakai sepatu, kami juga harus kenakan pakaian lain. Nanti kalau sudah lewat kali baru ganti seragam sekolah,” ucap Denis, pada sabtu (9/8/2025).
Denis mengungkapkan, saat hendak melintasi sungai selalu diselimuti perasaan cemas dan takut. Terlebih saat musim hujan tiba. Itu sebabnya, jika banjir besar, mereka memilih tidak ke sekolah.
Menurut Denis, ketiadaan jembatan menjadi salah satu kendala utama yang mereka hadapi.
Dia berharap pemerintah bisa membangun jembatan, agar mereka tidak takut dan cemas saat ke sekolah.
Warga Dusun Baja, Antonius Dion, mengakui bahwa ketiadaan jembatan menghambat akses siswa menuju sekolah, terutama saat musim hujan.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel