Selain itu juga Kementerian BUMN melihat pembangunan Smelter Grade Alumina (SGA) yang pengerjaannya oleh Antam di bawah komando Arie Prabowo kala itu bersama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) terlalu lamban.
“Timbul pertanyaan 1.136 kg ini hilang di mana? Lalu bagaimana pertanggungjawabannya?” Imbuhnya.
Tom juga mempertanyakan alasan pemerintah tidak menyelidiki pembeli emas Antam 7 ton lebih itu. “Untuk apa membeli emas sebanyak itu? Lalu dari mana sumber uangnya?” ucap dia.
Jika pun dari tabungan, menurut dia, kasus rekening ‘fantastis’ milik eks pegawai pajak golongan III A Gayus Tambunan tak sampai sebanyak itu.
“Enggak sampai ton-tonan, kalau kita hitung 7 ton sebanyak apa, berapa kontainer? Atau apa yang dbikin mengangkat? Di mana emas itu sekarang berada? Harus semua jelas peruntukannya apa,” tegas Tom.
Pertanyaan Tom selanjutnya terkait emas 1.136 kg yang tidak sampai kepada Budi Said. “Hilang itu siapa yang menguasai? Apakah Antam atau kelompok atau pribadi?” Tanya dia pula.
Tom Pasaribu mengaku ia tidak berafiliasi ke capres atau kelompok tertentu. Dia mengungkap data ini semata-mata sebagai bentuk dukungan terhadap Mahfud MD dan mengawal kasus transaksi janggal Rp349 triliun.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel