Ruteng, infopertama.com – Natas Labar Motang Rua, dulunya dikenal dengan Lapangan Motang Rua. Sesuai namanya, lapangan berfungsi sebagai tempat orang-orang bermain bola sepak.
Dulu, lapangan Motang Rua seringkali digunakan tuk pertandingan antara kecamatan se Manggarai (Sebelum ada pemekaran menjadi tiga kabupaten). Nama-nama tim sepak bola menggunakan nama kecamatan, toh pertandingannya juga antarkecamatan.
Letak Lapangan Motang Rua yang sangat strategis berada di jantung Kota Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai membuat nama Lapangan Motang Rua membekas di setiap orang-orang Manggarai. Pun bagi orang luar yang datang meski sekedar mampir di Kota dingin nan indah ini.
Terlebih, pemilihan nama Motang Rua sebagai bentuk penghormatan tertinggi terhadap jasa-jasa Pahlwan lokal Manggarai, Kraeng Guru Ame Numpung atau Motang Rua.
Tak hanya buat helatan pertandingan bola sepak, lapangan yang diapiti kantor pemerintah, rumah jabatan Bupati, pertokoan dan kantor Polres Manggarai ini juga sering tempat gelaran kegiatan-kegiatan lain di Manggarai. Sebut saja apel 17 Agustus, pementasan tarian caci saat moment HUT RI, pementasan musik, atraksi budaya, berbagai pameran dan sebagainya.
Bahkan, pada sisi-sisi tertentu lapangan Motang Rua juga dijadikan kebun mini oleh orang-orang berkebutuhan khusus alias mereka yang mungkin mengalamai gangguan jiwa atau ODGJ.
Ketika fungsi-fungsi ini terjadi, sulit dipungkiri bahwa pemandangan di Lapangan Motang Rua sungguh tidak elok dipandang. Rumput-rumput bertumbuh subur, becek dan genangan air di tengah kota menjadi keharusan kala dureng tiba.
Namun, sejak kepemimpinan Herybertus Nabit sebagai Bupati Manggarai, penataan Lapangan Motang Rua menjadi isu dan fokus utama. Bahkan, kekinian Lapangan Motang Rua pasca dipercantik lebih populer dengan nama Natas Labar Motang Rua menjadi ikonik baru Kota Ruteng, ikonik yang diidentikan atau menjadi label Bupati Manggarai, Herybertus Gerardus Laju Nabit.
Pembangunan Natas Labar Motang Rua
Memulai penataan Lapangan Motang Rua menjadi Natas Labar yang indah, permai didahului dengan ritus “Tesi” untuk memohon restu para leluhur pada akhir Juli 2023.
“Ritus Adat ‘Tesi’ yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Manggarai untuk meminta restu para leluhur sebelum dimulainya penataan Natas Labar Motang Rua. Penataan infrastruktur dalam kawasan Lapangan Motang Rua itu sama sekali tidak mengubah fungsi dan nama dari lapangan” kata Bupati Manggarai Heribertus Nabit, Selasa, (25/7/2023).
Ia mengatakan penataan yang dilakukan pemerintah tidak mengubah fungsi maupun nama dari Lapangan Motang Rua.
“Natas Labar Motang Rua tetap menjadi tempat di mana semua orang boleh berkumpul dan semua orang boleh beraktivitas,” kata dia.
Menurut dia, penataan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Manggarai terhadap fasilitas dalam Lapangan Motang Rua menjadi langkah awal dalam mewujudkan visi mengembangkan Kota Ruteng menjadi kota yang tidak hanya membanggakan namun juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat Manggarai.
“Apa yang dilakukan pemerintah melalui ritus adat ‘Tesi’ memulai langkah pertama untuk mewujudkan visi, visi tentang sebuah kota kecil yang kemudian berkembang sedemikian rupa menjadi lahan penghidupan bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Bupati Heribertus Nabit.
Ia berharap Natas Labar Motang Rua menjadi ikon baru bagi Kota Ruteng.
Pembangunan Rampung, Natas Labar jadi Destinasi Rekreasi Favorit
Pembangunan dan/atau penataan Natas Labar kini telah rampung selama dianggarkan dua tahun anggaran. Tahap pertama pada tahun 2023, kemudian dilanjutkan pada tahun 2024.
Tampilan visual Pusat kota menjadi begitu indah, cantik hingga menjadi buruan warga Manggarai tuk berswafoto. Tak hanya warga Manggarai, warga dari dua kabupaten Tetangga juga tak mau ketinggalan, Natas Labar menjadi tujuan favorite kala datang ke Ruteng, kota klasik yang sejuk dan nganenin.
Selain berswafoto, aktivitas di Natas Labar juga menjadi konten unggulan bagi para konten kreator. Pun bagi beberapa musisi, Natas Labar Motang Rua dijadikan latar pembuatan video klip.
Kekinian, sesuai harapan Bupati Hery Nabit, Natas Labar sudah menjadi tempat publik tuk bercengkerama, bercerita lepas kala bersua sahabat lama. Tempat bagi orang-orang berdiskusi hal-hal reme temeh yang menimbulkan gelak tawa, hingga hal-hal serius yang kadang mengerutkan dahi.
Di Natas Labar, banyak orang juga mendiskusikan Geothermal kala senja menyapa temaram lampu taman di Natas Labar seakan mengingatkan bahwa dunia sudah berubah. Dunia yang tidak lagi mengandalkan cahaya bintang-bintang di langit sebagaimana kisah para raja dari Timur yang mau menemui Jesus saat dilahirkan di kandang. Bahkan, mereka mengagumi kebesaran sang pencipta yang telah menitipkan alam Flores, Manggarai yang kaya akan bergabagi SDAnya.
Natas Labar Motang Rua usai dibangun juga menjadi tempat Nibar pangung musik bagi anak-anak muda menunjukkan kreatisvitasnya bermusik. Hampir semua jenis musik pernah dipentaskan di Natas Labar, minus musik gereja. Selain tempat bermusik, Natas Labar juga sudah pernah jadi tempat gelaran nonton Bareng (Nobar) baik film, pertandingan bola dan sebagainya.
Dan, yang pasti ketika ada kerumunan orang maka di sana, di Natas Labar Motang Rua pasti ada perputaran uang. Pada malam hari, terutama setiap akhir pekan atau hari libur puluhan bahkan ratusan PKL menjajakan dagangannya di sekitar Natas Labar.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp ChanelÂ
Â