Sunardi, Pembina Paguyuban Arema Malang, menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir dari kolaborasi positif dengan pengelola Natas Labar, yang memberikan ruang bagi mereka untuk tampil dalam agenda hiburan akhir pekan. Ia menekankan bahwa konsep utama malam kebudayaan ini adalah kolaborasi lintas budaya sebagai wujud kebersamaan. “Di mana pun kita berada, kita hidup berdampingan. Maka penting untuk saling mengenal, memahami, dan menghargai budaya satu sama lain,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, dalam acara tersebut ditampilkan kreasi unik seperti tarian Lelo Ledong versi sholawat serta pertunjukan tari modern. Menurutnya, ini menjadi simbol akulturasi antara budaya Jawa dengan kearifan lokal Nusa Tenggara Timur, yang tidak hanya menarik secara artistik, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antarbudaya.
Perwakilan Paguyuban Bajawa turut menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya acara tersebut. Ia merasa bersyukur mendapat ruang untuk menampilkan budaya daerahnya dan memuji langkah pemerintah yang telah menghadirkan Natas Labar sebagai ruang ekspresi seni. “Fasilitas seperti ini sangat penting. Selain jadi wadah pelestarian budaya, juga mempererat persaudaraan lintas daerah,” ungkapnya.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel