infopertama.com – Ketua DPD PDIP Maluku Utara Muhammad Sinen blak-blakan mengungkit sikap Abdul Gani yang diusung partainya saat Pilgub 2018 lalu. Dia mengakui pihaknya mati-matian pada 2018 lalu memenangkan Abdul Gani Kasuba tuk menjadi Gubernur Malut.
Sayangnya, Gubernur Malut itu kini menyandang status tersangka dugaan gratifikasi karena menerima suap senilai Rp2,2 Miliar usai kena OTT KPK.
Sebagaimana diketahui, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba.
“Memang betul, dia (Abdul Gani) diusul oleh PDI Perjuangan. Bahkan kami kerja keras memenangkan dia pada saat itu,” kata Muhammad, Rabu (20/12/2023).
Namun demikian, Muhammad menilai sikap Abdul Gandi berubah setelah menang Pilgub 2018 dengan Al Yasin Ali. Setelah terpilih, kata dia, Abdul Gani tak pernah lagi berkomunikasi dengan PDIP.
“Setelah dia jadi kan kami ini dia tinggalkan, tidak pernah koordinasi sedikit pun, kegiatan partai di Ternate kan diundang tidak pernah hadir,” bebernya.
Meski diusung oleh PDIP, Muhammad menegaskan Abdul Gani bukan kadernya meski terpilih sebagai gubernur dengan diusung PDIP. “Itu (terjerat OTT) kan masalah pribadi, bukan partai. Beliau juga sampai saat ini belum diangkat menjadi kader PDIP, belum,” imbuh Muhammad.
Selain itu, Muhammad juga menyinggung soal anak Abdul Gani yang menjadi caleg di dua partai berbeda. Sementara aturan di PDIP, sanak keluarga kader tidak boleh menjadi kader di partai yang berbeda.
“Jadi sebagai kader PDIP itu, anak dan keluarga tidak bisa caleg di partai lain. Tapi saat ini kan anaknya calon di Gerindra, ada di PKS. Jadi dia bukan kader PDIP. Tapi kami tidak bisa pungkiri karena dia diusul oleh PDI Perjuangan,” ucapnya.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel