Robertus Jehadut mengatakan saat kejadian itu, ada mobil pemadam kebakaran yang datang untuk memadamkan api. Selain itu warga sekitar juga coba memadamkan kobaran api dengan alat seadanya. Namun saat mobil pemadam tiba, apinya sudah padam sedangkan rumahnya sudah hangus terbakar.
“Yang turun ke lokasi waktu kejadian tersebut Plt. Desa Benteng Kuwu, Bapak Camat dari Kecamatan Ruteng, dan juga polisi serta tentara,” katanya.
Robertus Jehadut menjelaskan, dua hari setelah kejadian tersebut, aparat desa Benteng Kuwu, membantunya untuk membuat laporan soal bencana kebakaran itu ke beberapa Dinas yaitu; Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Waktu itu, dari Badan Penanggulangan Bencana, mereka hanya bilang bahwa kami akan buatkan proposalnya dulu dan dikirim ke Kupang. Tunggu saja. Sementara dari Dinas Sosial sendiri, kami hanya mendapatkan beras 1 karung dan tempat nasi dua buah. Sedangkan dari Dinas PMD tidak ada sama sekali,” kisah Robertus.
Hingga kini, hasil dari laporan yang ia sampaikan ke beberapa dinas tersebut belum menuai hasil. Karena itu ia berharap agar pemerintah daerah segera memperhatikannya dan Dinas terkait segera merespon proposal yang pernah Ia ajukan.
“Semoga pemerintah secepatnya merespon laporan yang ada. Karena sampai saat ini, saya dan istri serta anak-anak hanya tinggal di rumah darurat dengan menggunakan sink sebagai dindingnya. Biaya untuk membeli peralatan untuk membuat rumah darurat tersebut masih ada yang belum saya lunasi. Saya sangat kecewa Pak. Rumah saya terbakar tahun 2020 pak. Namun laporan saya belum direspon hingga kini,” keluhnya. (Red-An)
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel