Setelah beberapa hari menemui warga Mocok, tim MFC pun menemui warga yang mendukung terhadap proyek strategis nasional ini di gendang Mesir.
“Jadi saya rasa kami sudah cukup mendengarkan kedua belah pihak, baik yang mendukung maupun yang menentang. Namun kami di sini bukan untuk menghitung berapa banyak yang mendukung dan berapa banyak yang menentang,” ujar Nestor.
Terkait berbagai hal yang diperdebatkan, sambung Nestor, pasti setiap kelompok memiliki argumentasi dasar memberikan dukungan terhadap pembangunan Geothermal maupun kelompok lain yang menolak terhadap pembangunan ini.
Dalam proses ini sebutnya, yang harus diperhatikan, “Apakah prosesnya cukup adil? Apakah prosesnya transparan? Berapa banyak pertemuan yang dilakukan? Apakah ada koordinasi atau tidak? Dan apa bukti persetujuan yang diberikan oleh masyarakat. Itulah yang menjadi kepentingan kami.”
Ia pun berharap, kedepannya polemik ini segera berangsur membaik, tidak mesti harus berkepanjangan dan segera berdamai antara satu dengan yang lain serta memiliki visi yang sama tentang masa depan Poco Leok.
Berbagai informasi ini lanjutnya, akan menjadi rekomendasi yang kemudian disampaikan kepada KFW, “Dan itu adalah hak prerogatif KFW apa yang harus dilakukan berdasarkan laporan kami”.
Tim MFC Menghadiri Konsultasi Publik
Hari kedua konsultasi publik persiapan pengadaan tanah proyek pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 Poco Leok pada wellpad J dan akses road, tim MFC yang ditugaskan khusus bank KFW Jerman ini, menyaksikan langsung jalannya kegiatan sosialisasi yang dihadiri seluruh pemilik lahan baik akses road maupun wellpad.
Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, mengungkapkan pemanfaatkan energi panas bumi (Geothermal), telah menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang semakin populer dan menjanjikan dalam rangka menghadapi tantangan perubahan iklim global.
Kepada ratusan warga yang terdampak langsung dengan proyek pengembangan Geothermal, Peneliti Ferdy Hasiman, mengatakan pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai alternatif mengurangi ketergantungan terhadap energi minyak dan batu bara yang harganya terus melambung tinggi.
“Energi dari panas bumi harganya murah, beda jauh dengan batu bara dan minyak. Geothermal ini energi yang sangat ramah terhadap lingkungan,” terangnya di hadapan pemilik lahan proyek pengembangan Geothermal unit 5-6 Poco Leok.
Iapun mengajak kepada seluruh masyarakat yang menolak terhadap pembangunan proyek Geothermal, kegiatan ini sebagai momentum untuk saling berdiskusi dan bertukar informasi, “jangan hanya teriak kami tolak, berikan juga alasan dasar penolakan”.
Sebagai anak Manggarai, dirinya mengajak berbagai pihak untuk secara bersama-sama mendukung rencana pemerintah pusat melalui PT. PLN untuk pengembangan proyek Geothermal di wilayah Poco Leok.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel