Ruteng, infopertama.com – Menjelang akhir Tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Manggarai melaksanakan ritual adat Teing Hang Kolang. Ritual ini sebagai ungkapan syukur atas penyertaan Tuhan Yang Maha Esa sepanjang tahun 2025 sekaligus penghormatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Manggarai. Kegiatan ini berlangsung di Aula Nuca Lale, Kantor Bupati Manggarai, pada Selasa, 23 Desember 2025.
Ritual adat tersebut dihadiri oleh unsur pimpinan daerah, jajaran Forkopimda, para kepala perangkat daerah, Ketua dan Staf Ahli TP PKK, tokoh adat, tokoh agama, serta tokoh masyarakat.
Prosesi berlangsung khidmat dan sarat makna sebagai bentuk refleksi perjalanan pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Manggarai sepanjang tahun 2025.
Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, SE. MA., dalam sapaan pembuka menyampaikan bahwa ritual Teing Hang Kolang merupakan warisan budaya yang mengandung nilai spiritual, persatuan, dan kebersamaan.
Melalui ritual ini, pemerintah daerah menyampaikan rasa syukur atas berbagai capaian yang telah diraih sekaligus memohon berkat dan perlindungan dalam menyongsong tahun yang akan datang.
“Teing Hang Kolang adalah simbol hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Sang Pencipta. Pemerintah Kabupaten Manggarai berkomitmen menjaga dan melestarikan tradisi adat sebagai bagian dari identitas daerah serta landasan moral dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,” ujarnya.
Rangkaian ritual adat Teing Hang Kolang diawali dengan acara Tesi, yakni prosesi adat untuk memohon izin dan restu kepada leluhur serta Sang Pencipta. Acara Tesi dilaksanakan di Compang depan Kantor Bupati Manggarai, dipimpin oleh tua adat dan didampingi Penjabat Sekda Kabupaten Manggarai, Lambertus Paput, S. Sos., dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Aloysius Jebarut.
Prosesi ini menjadi tanda pembuka seluruh rangkaian ritual, sekaligus simbol penghormatan terhadap nilai-nilai adat Manggarai. Usai pelaksanaan Tesi, rangkaian ritual adat dilanjutkan dengan acara Rahi, yaitu prosesi penyambutan dan pemberian penghormatan kepada seluruh perwakilan yang hadir. Rahi disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Aloysius Jebarut.
Acara Rahi dilaksanakan sebagai simbol penerimaan, kebersamaan, dan persatuan antara pemerintah daerah, tokoh adat, serta seluruh unsur masyarakat yang terlibat dalam ritual adat Teing Hang Kolang.
Prosesi ini menegaskan nilai persaudaraan dan kekeluargaan yang menjadi fondasi kehidupan sosial masyarakat Manggarai.
Ritual dipimpin oleh salah satu tua adat dari Beo Ruteng Pu’u, Maksimus Antar
Tuturan yang disampaikan adalah rangkaian doa dan persembahan adat sebagai ungkapan terima kasih atas berkat yang telah diterima serta harapan akan kedamaian, kesejahteraan, dan keberlanjutan pembangunan di Kabupaten Manggarai.
Pelaksanaan ritual adat Teing Hang Kolang ini juga menjadi momentum mempererat sinergi antara pemerintah dan masyarakat adat dalam menjaga nilai-nilai budaya di tengah dinamika modernisasi.
Pemerintah Kabupaten Manggarai berharap semangat kebersamaan dan kearifan lokal yang tercermin dalam ritual ini dapat terus menjadi inspirasi dalam mewujudkan Manggarai yang maju, sejahtera, dan berbudaya.
Ritual selanjutnya Helang. Helang ini sendiri merupakan Pemberian sesajian kepada semua leluhur yang disebut dalam tuturan ritual pada tempat khusus. Acara ditutup dengan makan malam bersama.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel





