Kemampuan Mengelolah
Menurut Laiskodat, dalam membuat kopi mesti dilihat cara meracik dan warna hasil buatannya. Namun karena keterbatasan pengetahuan kita dalam mengelola kopi, terkadang kopinya menjadi hitam bukan coklat dan menjadi tak enak.
“Tapi kopi yang benar, walaupun di luarnya hitam tapi kalau kita pecahin, warnanya coklat. Dan mayoritas coklat itu lebih banyak dari hitamnya. Kalau hitamnya lebih banyak dari putihnya, itu hangus itu. Bukan itu kopi yang dibuat dengan benar,” lanjutnya.
Gubernur Laiskodat mengatakan, NTT saat ini memiliki kekayaan sumber daya alam dan memiliki kekhasan, seperti tempat wisata, budaya-budaya dan lain-lain. Namun kita belum mampu mengelolahnya dengan baik termasuk dalam hal meracik kopi.
“Kita kurang di sana, kita kalau ada contoh kita duplikasi saja. Kita jangan malu-malu, karena kebetulan yang ajar ini orang tidak sekolah. Anak ini (yang racik kopi) tidak sekolah tapi pintar, kita harus belajar dari situ,” kata Laiskodat.
Karena itu Ia meminta agar SMK Sadar Wisata dan sekolah lain di Kabupaten Manggarai, harus menambah satu program jurusan. Jurusan cara memasak atau yang biasa disebut jurusan Tata boga.
Selama ini lanjutnya, anak-anak di NTT kebanyakan yang bercita-cita untuk menjadi Pastor, Pendeta, TNI-POLRI, Pengacara atau Guru dan sebagainya. Pada hal Tata boga juga jurusan yang menjanjikan.
“Tidak ada yang mau berpikir saya mau jadi chef (Tukang masak). Dia pikir kalau tukang masak itu dia lihat mamanya di dapur. Pada hal chef bintang lima itu kayak presiden. Apapun yang dia putuskan tidak ada yang berani ganggu gugat. Dan gajinya tidak main-main. Bisa ratusan juta itu. Yang chef bintang 5 itu bisa 250 juta perbulan,” jelas Laiskodat.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel