Nah, sekiranya di suatu waktu nanti “gema lonceng gereja benar-benar kian menyepi” masih kah kita merasa diri religius dan beragama? Ketika diberitakan bahwa sekian banyak gereja telah berubah dan beralih fungsi jadi teater, bar, kantor-kantor publik atau tempat ibadat seperti masjid? Iya, ketika dari gereja tak ada lagi suara dentangan loncengnya yang menggema. Karena zaman telah memberi waktu dan kesempatan kini pada gemuruhnya musik rock, metalic dan dansa reage. Ini sudah jadi diskotik, Bro!
Dari gema lonceng gereja ke nyanyian suara hati
Bagaimanapun, kita tak mesti hilang harapan! Kita mesti berjuang menata ‘lonceng suara hati.’ Yang bergema kapan dan di mana saja kita berada. Itulah gema lonceng suara hati personal yang dipertautkan dengan nilai-nilai kemanusian dan demi kebaikan bersama. Yang dari menara gereja, yang terhubung melalui pengeras suara (loud-speaker) sesungguhnya mesti mengkristal dalam ‘nyanyian suara hati-nurani.’
Bukan kah demikian?
Verbo Dei Amorem Spiranti
Collegio San Pietro- Roma
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel