Cepat, Lugas dan Berimbang

Gema Lonceng Gereja yang Kian Menyepi…

Katanya, kini panitia pembangunan gereja cukuplah berpikir tentang bangunan inti. Hanya tentang tempat umat berhimpun. Terus menara gereja tempat lonceng dipajang? Ya, tak usalah terlalu cemas untuk hal yang dianggap pinggiran. Hanya karena lonceng, mestikah sebuah menara dikontruksi? Terasa makan ongkos!

Lonceng gereja dan loudspeaker penuh jebakan

Bagaimanapun, seorang pastor senior menuju usia renta, merasa tak nyaman jika tak ada lonceng berikut suaranya yang bersahut-sahutan! Si pastor masih bisa putar otak. Diusahakannya rekaman suara lonceng gereja, yang lalu dikonek pada pengeras suara (loudspeaker). Itu sudah membuat hatinya nyaman!

Wah, walau tak ada om koster yang bunyikan lonceng, ‘gema lonceng gereja per laud speaker’ itu sudah wakili ‘suara yang asli, yang seharusnya.’ “Yang dari pengeras suara itu” seolah-olah ingin mengabarkan bahwa tetap ada aura sakral. Kita tetaplah homo religiosus dengan sensus religiosus yang paten pula. Namun yang dicemaskan sekiranya om koster itu loudspeaker-kan lonceng gereja di pagi yang masih buta, terus ia kembali ke rumahnya untuk lanjutkan tidurnya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel