Cepat, Lugas dan Berimbang

Emosi Kematian

Kematian
Ilustrasi Kematian (ist)

Pekan Biasa II
Sabtu, 22 Januari 2022
1Samuel 1: 1-4.11-12.19.23-27; Markus 3: 20-21

Berita tentang kematian banyak rakyat, khususnya Saul dan Yonatan di medan perang membuat Daud amat terpukul, merasa sedih dan duka secara mendalam. Berikut ini adalah sepenggal luapan emosi duka dari Daud ketika ia mendengar berita kematian Saul dan banyak rakyat, terutama kematian Yonatan.

“Sungguh, sudah gugurlah para pahlawan di tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu! Sedih hatiku karena engkau, saudaraku Yonatan! Engkau sangat ramah kepadaku, bagiku cintamu lebih jauh daripada cinta perempuan. Betapa gugur para pahlawan dan musnahlah senjata-senjata perang!” (2Sam 1: 25-27).

Dari kisah sedih ini, Daud tidak lagi mengingat masa lalu yang penuh kebencian dan permusuhan dengan Saul. Ia benar-benar merasa amat sedih dan kehilangan, terutama atas kematian Yonatan. Bagi Daud, Yonatan bukan hanya menjadi saudara yang sangat ramah tamah dan penuh cinta yang ajaib melebihi cinta perempuan.

Tetapi lebih dari itu, berkat diplomasinya yang luar biasa, Yonatan dapat menyelamatkan Daud dari rencana pembunuhan yang dilakukan oleh Saul atas dirinya. Itulah sebabnya Daud merasa amat sedih dan kehilangan dengan kematian Saul dan terlebih atas kematian Yonatan.

Seperti Saul, Yonatan dan lain-lain kita pasti tidak selalu tinggal bersama dan hidup bersama dengan orang-orang lain, termasuk dengan saudara-saudari kita sendiri. Pada waktunya kita semua akan mati dan dengan itu berpisah secara fisik satu sama lain.

Sebab itu selama masih hidup, hendaklah kita selalu hidup rukun dan damai, bersatu dan bersaudara dengan orang-orang lain. Kalau pun selama tinggal bersama, ada di antara kita yang hidupnya tidak berkenan atau bermusuhan dengan kita, janganlah kita terus menyimpan di dalam hati kita segala hal yang tidak berkenan dari saudara saudari kita atau sahabat kenalan kita.

Kematian harus mengakhiri segala rasa dendam dan benci, konflik dan permusuhan atau perkelahian di antara kita dengan orang lain. Janganlah kita terus menaruh dendam dan benci satu dengan yang lain sampai di liang kubur kematian. Kematian mesti membuat kita berdamai dengan orang lain, termasuk dengan semua para almarhum kita.

Doaku dan berkat Tuhan
Mgr Hubertus Leteng.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel