Ruteng, infopertama.com – Anggota DPRD Provinsi NTT periode 2024-2029 fraksi Partai Gerindra, Boni Burhanus menyebutkan bahwa tujuan akhir efisiensi dan MBG adalah kesejahteraan rakyat.
Hal itu disampaikan Boni Burhanus di hadapan ratusan warga kampung Lale, desa Wewo kecamatan Satar Mese, kabupaten Manggarai, Kamis, 20 Maret 2025 dalam reses masa persidangan II tahun sidang 2024-2025.
Demikian Boni Burhanus, yang didampingi rekan separtainya, Yonathan Yonas Bo’a anggota DPRD Manggarai memastikan tahun 2025 tidak ada pokir anggota DPRD NTT.
Sebelumnya, jelas Boni bahwa pokir DPRD Provinsi NTT lebih fokus pada Kelompok Usaha Bersama (KUB) semisal peternakan, pertanian, perikanan dan sebagainya yang yang bukan perorangan.
“Namun, untuk tahun 2025 pokir itu tidak ada. Hal itu karena dengan adanya pepres nomor 01 tahun 2025 agar dilakukan efisiensi.”
Untuk efisiensi ini, lanjut Boni, APBD NTT dari 5.4 Triliun plus bayar utang berkurang sebanyak 400 miliar. Dana sebanyak itu, oleh pusat perintahkan daerah tuk menentukan pos-pos mana saja yang dikenai efisiensi.
“Artinya daerah sendiri yang menentukan anggaran tuk Dinas A, B, C dan sebagainya dipangkas sekian persen atau sekian miliar agar mencapai angka 400 Miliar. Di Manggarai juga begitu, karena efisiensi dari total APBD, 69 miliar harus dipangkas.”
Akibatnya, perencanaan awal yang mungkin sudah direncanakan mau bangun infrastruktur jalan, gedung, jembatan, irigasi dan seterusnya bisa jadi tidak jadi, atau jadi korban karena efisiensi.
Lantas, akan dikemanakan uang 400 Miliar itu?
Uang dengan jumlah 400 Miliar di NTT atau 69 Miliar di Manggarai, kata Boni sebenarnya akan dikembalikan lagi ke masyarakat itu sendiri. Tetapi, bentuknya tidak berupa bantuan tunai atau sejenisnya.
Kali ini pemerintah mengembalikan uang tersebut ke masyarakat dalam program swasembada pangan. Swasembada pangan ini bertujuan untuk menopang program bergizi gratis.
Setiap desa atau kampung jelas Boni, memiliki potensi untuk pengembangan usaha hortikultura, atau peternakan ayam, ikan dan seterusnya.
“Dari semua potensi itu, nanti akan dipasarkan atau disuplai ke rumah produksi atau dapur umum program Makan Bergizi Gratis. Sebab, bahan baku pada rumah produksi atau dapur umum MBG itu harus dari masyarakat setempat.”
Kalau selama ini mungkin masyarakat kita hanya fokus pada tanaman jangka panjang yang sifatnya musiman, mulai dari sekarang upayakan tuk menekuni tanaman jangka pendek seperti hortikultura, atau peternakan ayam, ikan yang waktu panennya lebih cepat.
“Yang namanya makan itu pasti setiap hari, karenanya harus kita (masyarakat) siapkan sendiri bahan bakunya, juga tuk menopang makan Bergizi Gratis buat anak-anak kita juga.”
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel