Bendera FMN Berkibar di Ruteng, Menyusup di Antara Massa Aksi Masyarakat Adat Poco Leok

idulfitri

Ruteng, infopertama.com – Pemandangan menarik saat Masyarakat Adat Poco Leok, kec. Satar Mese menggelar aksi damai menolak Proyek Geothermal di Wilayah Poco Leok, Rabu, 9 Agustus 2023. Sebuah bendera organisasi mahasiswa Front Mahasiswa Nasional (FMN) dikibarkan usai aksi damai di depan kantor bupati Manggarai.

Sebagian bahkan menutup muka menggunakan masker. Namun saat aksi usai beberapa di antaranya membuka masker dan mengibarkan bendera organisasi mahasiswa FMN. Saat mengibarkan bendera FMN, seorang di antaranya berteriak akhirnya bendera FMN Berkibar di Ruteng.

Pantaun infopertama, beberapa orang tersebut mengikuti aksi sejak dari Katedral Ruteng. Tidak ketahui pasti apakah mereka warga Poco Leok yang tinggal di Poco Leok ataukah orang luar Poco Leok yang ikut menolak proyek Geothermal di Poco Leok. Hal itu, sebagaimana pengakuan masyarakat adat bahwa massa aksi yang menolak pengembangan Geothermal adalah warga Poco Leok yang menetap di Poco Leok. Sementara yang mendukung adalah warga Poco Leok pemilik lahan tapi tinggal di luar Poco Leok.

Ketahui, ratusan massa yang menamakan diri masyarakat adat Poco Leok hari ini, Rabu, 9 Agustus 2023 melakukan aksi damai menolak kehadiran proyek strategis nasional (PSN) pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok.

Bendera FMN
Seorang peserta aksi damai diduga mahasiswa FMN memgambil momen bahwa bendera FMN bisa berkibar di Ruteng (infopertama)

Terpantau, ratusan massa masyarakat adat Poco Leok memulai aksi damai dari Kampung Maumere, tepat di depan Katedral Ruteng. Dari depan Katedral, massa yang terdiri atas bapak-bapak, ibu-ibu juga anak muda itu melakukan longmarch menuju kantor DPRD Manggarai, sekitar 1 KM dari Katedral Ruteng.

Sepanjang rute itu, massa aksi terus berteriak tolak Geothermal Poco Leok dan meminta Bupati Manggarai Heribertus G.L. Nabit agar segera mencabut SK Penetapan Lokasi titik pengeboran area pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 Poco Leok.

Ditemui Wakil Ketua 1 DPRD Manggarai, Osy Gandut

Di depan Kantor DPRD Manggarai, massa aksi terus menyuarakan penolakan proyek Ghothermal Poco Leok. Mereka menilai keputusan pemerintah Pusat melalui kementrian ESDM telah melukai hati masyarakat adat Poco Leok, terutama karena pemerintah tidak sekalipun menghargai adat istiadat Manggarai, khususnya adat istiadat Poco Leok.

Wakil Ketua 1 DPRD Manggarai, Osy Gandut keluar dari area gedung DPRD menemui massa aksi. Osy Gandut yang naik ke mobil Pick Up menyapa massa aksi dengan sangat tenang. Ia menyebut, pihaknya, telah menerima surat resmi warga Poco Leok pada tanggal 7 Agustus 2023 dengan perilahal meminta pengajuan rapat dengar pendapat.

“Dan, pada tanggal yang sama, melalui ketua DPRD Manggarai, lembaga DPRD Manggarai langsung menjawab surat tersebut perihal rapat dengar pendapat.” Tutur Osy Gandut di hadapan ratusan massa aksi termasuk massa FMN.

Di dalam surat itu, kata Osy Gandut tertulis dengan jelas bahwa lembaga DPRD Manggarai belum bisa mengalokasikan waktu untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat. “Karena, pada saat sekarang lembaga DPRD Manggarai pada saat sekarang sedang membahas agenda lain tuk kepentingan masyarakat Manggarai.” Pungkas Osy Gandut.

Usai mendengar jawaban Osy Gandut, Wakil Ketua 1 DPRD Manggarai, kemudian massa aksi melanjutkan longmarch menuju kantor Bupati Manggarai.