“Petugas sampai tidak percaya ada orang Indonesia mau baptis di sana. Sampai dipanggilkan polisi untuk verifikasi. Tapi akhirnya kami diizinkan masuk dan menjalani proses validasi dokumen,” ujar Oscar.
Liturgi dalam Bahasa Inggris
Upacara pembaptisan digelar dalam bahasa Inggris, bukan bahasa Latin seperti yang dibayangkan sebelumnya. Meski demikian, maknanya tetap dirasakan mendalam oleh dia dan keluarganya.
“Kami menganggap ini berkat yang luar biasa. Tapi yang paling penting bukan tempatnya, melainkan bagaimana kami membina keluarga yang guyub dan penuh kasih,” kata Oscar.
Ia juga menegaskan bahwa tak ada maksud untuk mencari eksklusivitas. “Yang penting adalah anak kami masuk dalam komunitas Katolik. Itu yang utama,” tegas Oscar.
Proses cepat yang dianggap ajaib
Oscar mengaku terkejut karena permohonannya hanya memakan waktu dua minggu. Ia mendengar bahwa ada pemohon lain yang menunggu selama setahun tetapi belum mendapat persetujuan.
“Bahkan, suster yang bertugas di sekretariat di sana juga kaget. Kalau bukan karena bimbingan Roh Kudus, saya rasa e-mail saya tidak akan dibalas. Mereka pun heran kenapa bisa secepat itu,” ujarnya.
Oscar merupakan umat aktif di Paroki Pringwulung Yogyakarta dan dikenal sebagai pegiat bidang inovasi digital di Indonesia.
Diketahui, Oscar ada acara di Jerman. Maka, dia bersyukur ketika berada di Eropa bisa mendapat berkat berlebih, yakni anaknya yang memang belum menerima Sakramen Baptis bisa dibaptis di Basilika Santo Petrus, Vatikan.
“Dengan kerendahan hati, kami memohon doa agar Damian tumbuh menjadi pribadi yang membawa kebaikan, kasih, dan harapan bagi orang-orang di sekitarnya. Kami juga berharap momen ini dapat menginspirasi banyak keluarga di Indonesia untuk terus merawat nilai-nilai kasih, harapan, dan kebersamaan, terlepas dari latar belakang agama maupun budaya,” harap Oscar.
Sumber: Kompas.com
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel