Sikap itu membuat penduduk kritis menolak dan menganggapnya sebagai politisasi. Mudahnya akses dan interaksi dengan kelompok yang sama di dunia maya juga mempengaruhi pandangan tersebut.
Salah satu contohnya juga terjadi di Turki. Kepemimpinan Erdogan membuat konsep sekularisme Turki bergeser.
Sementara itu menurut Tamer Fouad, koresponden hubungan internasional Guardian, terdapat dua alasan peningkatan ateisme di Arab. Salah satunya adalah pandangan negatif pada agama, seperti penghancuran masjid, pembakaran gereja, hingga aksi kekerasan lain atas nama agama.
Alasan lainnya adalah kegagalan kepemimpinan partai dan tokoh islam pasca Arab-Spring. Musim semi Arab menghadirkan demokratisasi dan perbaikan ekonomi kenyataannya gagal dilakukan banyak negara yang dipimpin dua pihak.
Kegagalan menaikkan kualitas kehidupan politik dan ekonomi masyarakat lebih baik membuat rakyat kecewa. Akhirnya, mereka tak memilih partai dan tokoh Islam sebagai pemimpin dan juga tidak hidup dengan agama.
Namun langkah ini tak mudah. Brian Whitaker di Al-bab mengatakan orang Arab tak beragama sangat berbahaya karena bisa dikucilkan lingkungan serta mendapatkan hukuman mati dari negaranya.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel