Ruteng, infopertama.com – Politisi kawakan PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira (AHP) menyoroti persoalan klasik dunia pendidikan di NTT, yaitu soal tingginya persentasi anak putus sekolah.
Menurut AHP persoalan anak putus sekolah di NTT ditengarai berbagai faktor. Selain karena sarana dan prasana (Sarpras) pendidikan yang tidak memadai juga karena kepekaan masyarakat NTT terhadap pelbagai program pemerintah pada sektor pendidikan.
“Kita manfaatkan peluang-peluang yang ada, kesempatan atau peluang yang diberikan itu sama. Seluruh Indonesia. Misalnya melalui pembiayaan pendidikan.” Ungkap AHP kepada media ini, Rabu, (20/07) di Ruteng.
Ia berharap agar masyarakat NTT jangan hanya mengharapkan selalu orang lain yang membantu. Tetapi, kita sendiri tidak mau berupaya untuk menggunakan akses-akses yang ada. Termasuk, soal yang paling sederhana yaitu dapodik.
“Kita jangan hanya mengeluh, tetapi kita juga harus merespon sesuai dengan aturan main yang ada. Peraturannya itu sama untuk semua, apalagi dengan sistim Digital. Itu kan semua sama. Tinggal bagaimana kita yang merespon itu dan kemudian menyampaikan itu.” Tutur AHP, anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel