Ruteng, infopertama.com – Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menekankan bahwa pembangunan gereja itu bukan tujuan akhir. Tujuan yang hendak dicapai dengan membangun Gereja itu untuk membangun hidup kita sebagai bait Allah.
Hal itu Mgr Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo sampaikan dalam khotbanya pada perayaan Ekaristi di Gereja Santo Nicolas Copu, Stasi Copu, Paroki Beokina, Selasa, 06 Juni 2023 sore.
“Gereja Santo Nicolas ini bisa berdiri dengan sangat indah tentu karena jasa sekian banyak pihak, baik pihak Keluarga Bapak Nicolas, Bapak Andreas dengan sekian banyak teman-temannya. Dan, tentu saja dengan dukungan Bapak uskup dan para imam di Keuskupan Ruteng ini sehingga semuanya pada hari ini dengan penuh syukur dapat kita persembahkan kepada Tuhan.” Tuturnya di hadapan ribuan Umat yang hadir dalam Ekaristi Kudus Peresmian Gereja Santo Nicolas Copu.
Ia pun menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya untuk kesempatan yang indah itu.
“Gedung Gereja Santo Nicolas ini sudah selesai dibangun. Tetapi, sebagai orang beriman, kita semua tahu bahwa pembangunan gereja itu bukan tujuan akhir. Tujuan yang hendak dicapai dengan membangun Gereja itu untuk membangun hidup kita sebagai bait Allah.”
Dan, untuk membuat kita semakin sadar bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita lewat setiap sabda yang setiap kali kita dengar dan lewat setiap sakramen yang kita rayakan. “Gereja gedung bukanlah tujuan tetapi sarana untuk mencapai itu semuanya. Pertanyaan yang muncul adalah apa artinya menjadi bait Allah? Apa artinya kalau kita menyadari bahwa Roh Kudus itu ada di dalam hati kita. Kita semua tahu bahwa Roh Kudus itu tidak kelihatan. Oleh karena itu agar kita dapat menunjukkan bahwa kita sungguh sadar Allah ada di dalam diri kita, kita menjadi bait Allah, Roh Kudus dalam diri kita, kita bisa melihat tanda-tandanya, indikator-indikatornya.”
Demikian Kardinal Suharyo, bahwa ada dua hal yang ingin ia sampaikan dalam kehidupan Menggereja. Indikator pertama adalah bahwa kita paham dan kita sadar akan panggilan kita. Salah satu tanda bahwa Roh Kudus ada di dalam diri kita kalau kita yakin bahwa kita ini dalam status hidup apapun mempunyai panggilan yang sama. Yaitu bertumbuh menuju kesempurnaan kasih, bertumbuh menuju kesempurnaan kekudusan. Itulah ajaran Gereja. Bukan pendapat saya.
Kedua, lanjutnya, tanda bahwa kita membiarkan Roh Kudus sungguh hidup di dalam diri kita, tampak juga di dalam pilihan-pilihan hidup kita. Kita bisa memilih macam macam hal dalam hidup kita. Kalau pilihan kita itu berlandaskan pada yang menyenagkan itu tanda bahwa Roh Kudus belum bekerja di dalam hidup kita. Kalau kita hanya mencari yang gampang, itu juga tanda bahwa Roh Kudus kurang kita beri waktu dan tempat untuk mempengaruhi hidup kita.
“Sebaliknya, kalau kita sedang berusaha belum tentu berhasil. Kalau kita selalu berusaha untuk memilih yang baik dan benar itu tanda yang menyakinkan bahwa kita adalah bait Allah bahwa Roh kudus sungguh ada di dalam diri kita. Memilih selalu yang baik dan benar.”
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel