Cepat, Lugas dan Berimbang

Kepala Desa Kombo Diduga Konspirasi dengan Camat Lakukan Program Ternak Babi

Babi Diciptakan
Foto: Ilustrasi

Labuan Bajo, infopertama.com – Di tengah wabah virus African Swine Fever (ASF) melanda Kab. Manggarai Barat, Pemerintah Desa Kombo, Kecamatan Pacar malah gencar melaksanakan program pengadaan ternak babi di bidang pemberdayaan Masyarakat yang bersumber dari Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2023.

Hal tersebut menuai sorotan dari masyarakat, lantaran kebijakan tersebut tidak berdasarkan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) yang dilaksanakan Bulan September, tahun 2022. Namun, semata intervensi monopoli kekuasaan Pemdes Kombo.

“Kami sungguh kecewa, karena program pengembangan anak babi ini murni keputusan pemerintah Desa, tanpa melibatkan kami masyarakat.” Ungkap salah satu masyarakat Desa Kombo yang enggan mediakan namanya (29/05/2023).

Menurut sumber itu, program tersebut dinilai hanya menghambur-hamburkan anggaran, karena sudah sering kali masyarakat menerima bantuan ternak Babi dari pemerintah baik tingkat Desa maupun tingkat Daerah. Namun tidak mengubah taraf hidup ekonomi masyarakat.

“Saya yakin program pemerintah desa ini tanpa melalui kajian, hanya menargetkan keuntungan fee semata,” ujarnya

Ia pun menjelaskan proyek pengadaan ternak Babi yang menghabiskan dana ratusan juta rupiah itu dikelola oleh pihak ketiga yang berasal dari luar Desa. Hal tersebut menambah kekewatiran masyarakat akan penyebaran virus ASF.

“Belum lagi Babi ini datang dari luar desa, tentu sangat rentan dalam penyebaran virus.” Keluhnya.

Dijelaskan juga bahwa pihak pengelola itu merupakan saudara kandung Camat pacar Ferdinandus Pelong yang sering dikenal Tarsi Satuan. Hal tersebut pun, masyarakat menilai ada konspirasi terselubung dalam proyek pengadaan ternak babi tersebut. Dimana camat selaku pembina punya peran penting dalam asistensi semua rencana kegiatan pemerintah Desa.

“Kuat dugaan saya ada konspirasi terselubung antara Camat dan Kepala Desa Kombo dalam program ini. Yah, bisa saja bukan asistensi lagi oleh camat tapi interfensi agar mewajibkan desa Kombo untuk membuat program anakan babi,” kata sumber tersebut.

Saat dikonfirmasi, Dokter hewan lapangan, wilayah Kordinator Puskeswan kecamatan Pacar Dinas Peternakan dan kesehatan hewan kabupaten Manggarai Barat, Savio Mutu, mengaku pihaknya tidak ada kordinasi dari pemerintah Desa yang menjalankan program pengadaan ternak babi.

“Tidak ada kordinasi dengan kami, mungkin juga tidak ada kewajiban. Tapi seharusnya memang penting itu.” Ungkap Savio mutu.

Namun ia menghimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada terhadap peyebaran virus ASF di wilayah Kecamatan Pacar. Mengingat sebagian Desa di Kecamatan Pacar sudah ditemukan banyak Babi yang terserang virus tersebut.

“Kita berharap kerja sama dari seluruh masyarakat untuk sama-sama mencegah penyebaran Virus ASF. Karena polanya itu dari daging babi sakit yang dijual.” Imbuhnya.

Ia meminta kepada masyarakat agar melaporkan jika ada babi yang terserang Virus tersebut ke pegawai kesehatan hewan yang bekerja di puskeswan terdekat atau pemerintah desa.

“Sekarang sudah ada serum konfalence untuk babi sehat sebagai langkah pencegahan di sekitar kandang yang terinveksi.” Kata Savio.

Selain itu kepala Desa Kombo Stefanus Datut, saat dikonfirmasi mengaku kebijakan pemberdayaan tersebut merupakan inisiatif desa yang diperuntukan masyarakat yang tidak menerima Bantuan Lansung Tunai (BLT) dengan jumlah 81 KPM yang harus menerima bantuan tersebut.

“Terus terang memang di perencanaan awal saat Musrembangdes pada tahun 2022, saya masih cuti dalam rangka pilkades serempak kemarin. Saat Musdes itu memang tidak dibicarakan tentang pengadaan ternak babi, karena PMK (Peraturan mentri keuangan) tentang pengelolaan dana Desa itu belum keluar.” Terang Stefanus Datut.

Namun pada bulan Ferebuari kemarin PMKnya sudh keluar. Kemudian kita bahas bersama dengan BPD dan sejumlah RT serta RW untuk pengelolaan dana 20 porsen ketahanan pangan di pemberdayaan ternak babi.

“Kami memilih ternak babi kemarin, karena ada pertimbangan kami. Yang pertama ada kemudahan bagi kami untuk mendapatkan ternak babi itu. Kedua perogram ternak babi itu akan dirasakan lansung oleh masyarakat.” Tuturnya.

Ketika ditanya konsep pengelolan dana 20 porsen tersebut Setefanus Datut mengaku, Pemdes Kombo bersepakat untuk diserahkan pihak ketiga yang diketahui Kakak kandung Camat Pacar Ferdinandus Pelong, berasal dari Desa luar. Dengan kesepakatan agar babi yang dibagikan kepada masyarakat sesui dengan setandar ketentuan kesehatan hewan.

“Kita buat kesepakatan dengan pihak ketiga, agar babi yang dibagikan ke masyarakat benar-benar babi yang sesui SOP kesehatan. Baik dari jenis maupun kesehatan serta ukurannya.” Tandasnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan terkait dengan informasi Firus ASF, ia mengaku Pemdes Kombo sudah mengetahui itu sejak tahun 2021 kemarin. Namun program pemberdayan babi itu mendapat dukungan dari pemerintah kecamatan saat melakukan asistensi.

“Sebenarnya kami juga tau, bahwa virus ASF ini sudah ada sejak tahun 2021 yang lalu.Tapi apa yang telah kami rencanakan itu, tetap harus diasistensi oleh pihak kecamatan. Dan, teryata apa yang kami rencanakan diterima oleh pemerintah kecamatan. Sehingga itu yang membuat kami merasa kuat bahwa perencanaan kami masih bisa direalisasikan. Yang kemudian kami lakukan penetapan. Karena jika pada saat lakukan asistensi kemarin pemerintah kecamatan menolak rencana perogram pemberdayaan babi, tentu kami juga tidak bisa melanjutkan kebijakan itu,” tutup Stefanus.

Terpisah, Camat pacar Ferdinandus Pelong membantah terkait penyebutan dirinya sebagai penyalur ternak babi yang menggunakan nama Kakak kandungnya, Tarsi Satuan.

“Tidak ada om, kan kae Tarsi punya peternakan. Kebetulan dapat penghargaan dari Pemda sebagai peternak terbaik. Mungkin desa melihat itu. Saya tidak ada urusan dengan pengadaan babi om,” Jelas Ferdinandus.

Sementara masyarakat Desa Kombo melihat langsung babi milik camat tersebut yang dijual ke pemdes Kombo. Lagi-lagi, Ferdinandus membantah sambil mengirim emoticon tertawa kepada awak media ini.

“Darat syukur kalau mereka berpikir seperti itu om, karena saya selalu kasih motivasi masyarakat untuk selalu beternak,” tutup Ferdinandus.

                    

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel