Ruteng, infopertama.com – Menyambut Hari Raya Paskah, Sekolah Dasar Katolik (SDK) Satar Teu gelar kegiatan katekese bertema “Perayaan Ekaristi Menyelamatkan Aku”.
Kegiatan ini berlangsung selama empat pekan pada Maret 2025. Sasaran kegiatannya adalah siswa-siswi kelas 4-6 sebagai bagian dari pembinaan iman Katolik sejak dini.
Kegiatan katekese ini berlangsung pada tanggal 1, 8, 15, dan 22 Maret di lingkungan sekolah. Utusan dari Paroki Santa Maria Ratu Rosario Reo menjadi pemandu katekese.
Tujuan: Bangun Pemahaman Spiritual Sejak Dini
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa tentang tata cara perayaan ekaristi dan nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.
Melalui pendekatan menyenangkan dan interaktif, fasilitator mengajak para siswa memahami makna Ekaristi sebagai inti hidup beriman Katolik.
Metode Interaktif: Simulasi hingga Doa-Doa Misa
Fasilitator utama, Lusia Wati Rusaim, guru agama Katolik di SDK Satar Teu, mengemas sesi katekese dengan berbagai metode menarik.
Lusia mengemas katekese ini dengan metode simulasi misa, permainan peran, sharing Kitab Suci, praktik langsung mempersiapkan altar, dan melafalkan doa-doa dalam perayaan ekaristi.
Ekaristi: Bukan Sekadar Tradisi
“Perayaan ekaristi tidak boleh dilihat sekadar sebagai tradisi. Ekaristi adalah kesempatan untuk mengalami kasih Tuhan yang menyelamatkan,” ungkap Lusia seusai sesi ketiga, Sabtu (15/3/2025).
Lusia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan satu momen penting bagi anak-anak untuk mendekatkan diri secara pribadi kepada Tuhan.
“Salah satu tujuan utama dari katekese ini ialah mendorong keterlibatan aktif siswa dalam misa, baik sebagai petugas liturgi maupun sebagai umat,” tambahnya.
Antusiasme Siswa Tunjukkan Dampak Positif
Para siswa menyambut kegiatan ini dengan penuh antusias. Mereka tampak menikmati setiap sesi kegiatan ini yang dinamis dan menyenangkan.
Menurut Lusia, selama ini sebagian besar anak-anak di SDK Satar Teu belum memiliki pemahaman mendalam tentang ekaristi.
Langkah Awal Membangun Dasar Iman
Kegiatan ini menjadi langkah awal untuk membangun dasar iman yang kokoh, khususnya dalam menyambut Paskah—hari kebangkitan Kristus.
Program ini juga diharapkan menjadi model bagi sekolah-sekolah Katolik lainnya untuk mengintegrasikan pembinaan iman dalam kurikulum non-formal.
Menumbuhkan Semangat Pelayanan Anak-anak
Selain memperkaya pemahaman spiritual, kegiatan ini juga menumbuhkan semangat pelayanan di kalangan anak-anak, penerus Gereja di masa depan.
SDK Satar Teu berharap para siswa membawa semangat baru dalam hidup menggereja, baik di lingkungan sekolah, paroki, maupun stasi.
“Perayaan Ekaristi bukan lagi menjadi kegiatan rutin semata, tetapi menjadi pengalaman iman yang hidup dan menyelamatkan,” tutup Lusia.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel


