Cepat, Lugas dan Berimbang

Ribuan peserta Meriahkan Sufi Coffee Festival di Dayah Sufi Muda

Dalam festival akbar ini, peserta bagikan ke dalam tujuh (VII) kontingen. Kesemuanya menampilkan dan menyuguhkan racikan kopi terbaik dengan varian yang tidak terbatas. Racikan kopi ini diperlombakan dan penyaji kopi dengan cita rasa terbaik tampil sebagai pemenang. Namun, bukan hanya cita rasa kopi yang ditampilkan dan diperlombakan. Tetapi juga kuliner tradisional, kuliner khas dari masing-masing wilayah di Aceh dan nusantara. Kue-kue tradisonal, juga makanan-makanan tradisonal yang dimasak dan diolah langsung di lokasi acara. Di antaranya, seperti kuah tuhee, adee, gutel, lepat, apam, keu karah, buleukat boh drien. Ada juga cagruek, timphan, leupek, museukat dan berbagai makanan tradisional lainnya.

Kopi Minuman Para Sufi

Festival Sufi Coffee

Kata Kopi sendiri awalnya berasal dari Bahasa Aab yaitu qahwa, yang berarti kekuatan. Karena pada awalnya penggunaan kopi sebagai makanan berenergi tinggi. QAF adalah “quut” (makanan). HA adalah “huda” (petunjuk). WAWU adalah “wud” (cinta). HA adalah “hiyam” (pengusir rasa kantuk). Itulah QAHWAH, coffee, kopi. Kemudian, dari Yaman, melalui para sufi, pelancong, peziarah, pedagang, yang turut serta membawa ajaran Islam, keharuman kopi kemudian merebak ke seluruh dunia, menuju benua biru Eropa, Amerika, dan ke negeri kita Indonesia, sehingga akhirnya mendunia.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel