Cepat, Lugas dan Berimbang

Revitalisasi Bahasa Daerah di NTT, AHP Ajak Pemda Suport Penuh

Revitalisasi Bahasa Daerah
Andre Hugo Pareira dalam sosialisasi revitalisasi bahasa daerah di NTT yang berlangsung di Aula Hotel Spring Hill, Ruteng, Rabu, 5 April 2023. (Foto: infopertama.com/Melky Sobe)
Peta-Bahasa-Daerah-di-Indonesia
20230405_132444
20230405_153843

AHP Ajak Semua Pihak Makin Cinta Bahasa Daerah

Sementara itu, Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira, salah satu perwakilan rakyat asal Sikka, NTT, dalam kesempatan yang sama mengajak seluruh masyarakat NTT untuk mendukung program revitalisasi bahasa daerah. Dengan kekayaan 72 bahasa daerah tersebut, tutur Andreas Hugo, menjadi modal bagi NTT untuk mengembangkan diri dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata.

“Orang tidak akan datang ke suatu wilayah kalau tidak ada keunikannya. Kita sebagai orang NTT tidak perlu menyamakan diri dengan orang di Jawa atau Bali. Kita punya kekayaan bahasa yang menjadi ciri khas NTT,” ujar Hugo.

Revitalisasi Bahasa Daerah
Andreas Hugo Pareira /AHP, Anggota Komisi X DPR RI dari PDIP mengajak pemerintah daerah agar mendukung kegiatan revitalisasi bahasa daerah (Foto: infopertama.com)

Hugo menyampaikan keprihatinannya atas kondisi bahasa daerah khususnya NTT yang kini kritis dan di ambang kepunahan. Ia menceritakan bagaimana di keluarganya sendiri, bahasa Sikka yang merupakan bahasa ibunya, sudah jarang digunakan. Ia mengaku, anak-anak di Maumere lebih sering diajarkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. “Kalau saya berbicara dengan adik atau keponakan saya di NTT, saya bertanya pakai bahasa Sikka, mereka akan menjawab dengan bahasa Indonesia,” tuturnya.

Keprihatinan yang disampaikannya tersebut tentu dialami hampir seluruh wilayah di Indonesia. Gempuran bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya di platform-platform media sosial, kata Hugo, membawa pengaruh besar pada ketidakpedulian generasi muda terhadap bahasa daerah. Untuk itu, Hugo berharap program revitalisasi ini dapat berhasil dan terus menghidupkan bahasa-bahasa daerah khususnya di daerah NTT.

“Kalau ditanya siapa yang bertanggung jawab atas kepunahan, ya, tanggung jawab kita semua. Makanya program ini harus didukung. Marilah kita sama-sama bertanya dan memberikan jawaban dari apa yang kita lakukan agar bahasa dan sastra daerah tetap dilindungi, tidak punah,” tuturnya.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel