Cepat, Lugas dan Berimbang

Natas Labar Menjadi Panggung Kebhinekaan, Malam Budaya Arema Malang Suguhkan Harmoni Tarian Nusantara

Ruteng, infopertama.com – Suasana Natas Labar Motang Rua penuh warna dan menjadi panggung kebhinekaan yang semarak pada Sabtu malam (26/7/2025). Paguyuban Arema Malang Jawa Timur menghadirkan malam kebudayaan yang bukan hanya memikat mata, tapi juga menghangatkan semangat persaudaraan lintas daerah.

Acara yang dimulai pukul 19.30 WITA itu dibuka dengan doa bersama, lalu dilanjutkan dengan penampilan tari-tarian tradisional yang langsung menyita perhatian ribuan warga Kota Ruteng yang memadati area Natas Labar sejak sore hari. Lampu sorot menari di tengah malam, mengiringi gerak tari dan irama musik yang menyatukan ragam budaya dalam satu panggung kolaboratif.

                    

Yang membuat malam kebudayaan di Natas Labar begitu memikat adalah kemeriahan kolaborasi lintas budaya yang tersaji di hadapan ribuan penonton. Tak sekadar menampilkan tarian khas Malang seperti bantengan dan kuda lumping, acara ini juga mempersembahkan kekayaan budaya Nusantara lewat tari Jai dari Bajawa dan tarian O Bela dari Manggarai. Suasana semakin hidup ketika para penari bergerak mengelilingi panggung terbuka, menciptakan alur pertunjukan yang dinamis dan memikat. Sorak tepuk tangan warga menggema di tengah malam Ruteng, menandai kebanggaan kolektif akan warisan budaya yang terus tumbuh dalam semangat kebersamaan.

Sunardi, Pembina Paguyuban Arema Malang, menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir dari kolaborasi positif dengan pengelola Natas Labar, yang memberikan ruang bagi mereka untuk tampil dalam agenda hiburan akhir pekan. Ia menekankan bahwa konsep utama malam kebudayaan ini adalah kolaborasi lintas budaya sebagai wujud kebersamaan. “Di mana pun kita berada, kita hidup berdampingan. Maka penting untuk saling mengenal, memahami, dan menghargai budaya satu sama lain,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan, dalam acara tersebut ditampilkan kreasi unik seperti tarian Lelo Ledong versi sholawat serta pertunjukan tari modern. Menurutnya, ini menjadi simbol akulturasi antara budaya Jawa dengan kearifan lokal Nusa Tenggara Timur, yang tidak hanya menarik secara artistik, tetapi juga mempererat tali persaudaraan antarbudaya.

Perwakilan Paguyuban Bajawa turut menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya acara tersebut. Ia merasa bersyukur mendapat ruang untuk menampilkan budaya daerahnya dan memuji langkah pemerintah yang telah menghadirkan Natas Labar sebagai ruang ekspresi seni. “Fasilitas seperti ini sangat penting. Selain jadi wadah pelestarian budaya, juga mempererat persaudaraan lintas daerah,” ungkapnya.

Sunardi berharap kegiatan seperti ini diharapkan mendapatkan dukungan dan difasilitasi oleh pemerintah daerah. Menurutnya, malam kebudayaan ini bukan sekadar hiburan, tetapi ruang strategis untuk mempererat toleransi serta memperkaya kebudayaan lokal melalui pertemuan lintas budaya. Ia menilai, Natas Labar telah menjadi simbol kebersamaan di tengah keberagaman yang hidup di jantung Kota Ruteng.

Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel