Ruteng, infopertama.com – Di antara bentangan perbukitan batu karang dan hutan kemiri di Poka Desa Benteng Tubi, Kecamatan Rahong Utara, terdapat sebuah keajaiban alam yang masih jarang tersentuh yakni Liang (Gua) Kekep.
Gua alami ini menyimpan pesona luar biasa — perpaduan antara misteri, keindahan alam, dan pengalaman petualangan yang tak terlupakan.
Bagi warga sekitar, Liang Kekep bukan hanya gua, tetapi juga cerita panjang tentang alam yang bijak dan sejarah warga Poka sendiri. Namun bagi para penjelajah, tempat ini bisa jadi surga tersembunyi yang menantang rasa ingin tahu.
Masuk ke dalam gua, pengunjung seolah melangkah ke dunia lain. Bagian dalam Liang Kekep bak hotel berbintang — terdapat formasi batu yang menyerupai front office, ruang-ruang berundak layaknya lorong hotel bertingkat, hingga ornamen alamiah stalaktit dan stalagmit yang menjuntai megah dari langit-langit dan dasar gua, menyerupai aksesori mewah yang menghiasi lobi hotel modern.
Liang Kekep Poka memiliki tiga lantai alami yang masing-masing menawarkan pemandangan berbeda. Di lantai pertama, suasananya lembap dengan pencahayaan alami dari celah-celah batu.
Di lantai kedua, udara terasa lebih sejuk dan tenang, cocok untuk merenung atau sekadar menikmati keheningan alam sementara di lantai ketiga, pengunjung dapat menemukan rongga besar menyerupai ruang pertemuan alami.
Kepala Desa Benteng Tubi, Teofilus Jehuman, saat mendampingi Tim Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Manggarai, di Liang Kekep Kamis (30/10/2025) menjelaskan Liang Kekep Poka mulai dilirik karena keunikan struktur guanya yang tidak ditemukan di tempat lain sehingga berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata minat khusus di Kecamatan Rahong Utara.
“Kami menyebutnya gua tiga lantai. Keindahannya luar biasa. Kami terpesona karena formasi di dalamnya terlihat seperti bangunan hotel alami,” ujarnya.
Perjalanan menuju Liang Kekep Poka sendiri merupakan pengalaman petualangan tersendiri. Pengunjung harus berjalan kaki sekitar 15 menit dari pusat desa, melewati jalan setapak di antara ladang dan hutan kecil. Sepanjang perjalanan, hamparan pemandangan hijau dan suara burung menjadi teman setia.
Pemerintah desa bersama masyarakat setempat berencana menjadikan Liang Kekep Poka sebagai destinasi wisata alam unggulan dengan konsep wisata minat khusus — fokus pada petualangan, edukasi, dan konservasi.
“Kami tidak ingin mengubah keaslian alam. Justru keunikan dan kealamian itulah yang menjadi daya tarik wisatawan,” tambah Kepala Desa.
Liang Kekep Poka kini menjadi simbol bahwa di balik sunyinya hutan Manggarai, selalu ada keindahan yang menunggu untuk ditemukan. Sebuah destinasi yang bukan hanya memanjakan mata, tetapi juga mengajak setiap pengunjung untuk kembali menyatu dengan alam dan menghargai karya agung Sang Pencipta.
Sekretaris Desa Benteng Tubi Agustinus Ganggar menambahkan keunikan Liang Kekep membuatnya layak dikembangkan sebagai destinasi wisata minat khusus.
Pemerintah Desa Benteng Tubi bersama masyarakat berencana menata kawasan sekitar Liang Kekep agar bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata petualangan dan edukasi tanpa mengubah keaslian alam.
“Kami ingin wisatawan datang, tapi tetap menjaga kelestarian lingkungan. Liang Kekep Poka harus tetap alami,” tambah Kepala Desa.
Bagi para pencinta alam dan penjelajah, Liang Kekep bukan sekadar gua, melainkan pengalaman spiritual dan visual yang mengajak setiap pengunjung memahami kebesaran alam Manggarai. Di balik kesunyian gua tiga lantai itu, tersimpan pesan bahwa keindahan sejati sering tersembunyi di tempat yang sederhana.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel



