Di beberapa lokasi, warga yang hendak keluar dari shelter justru dihalangi oleh pasukan keamanan.
Kekacauan makin parah, ketakutan berubah jadi kekalutan. Beberapa bahkan berebut ruang di bunker sambil membawa anak-anak mereka yang ketakutan.
Sementara itu, pemerintah memberlakukan sensor ketat atas dokumentasi kejadian.
Warga yang mengunggah rekaman serangan rudal langsung ditangkap dan media asing dilarang menyiarkan langsung gambaran kehancuran.
Bahkan jika melihat langsung update di media sosial Snapchat, media populer di Timur Tengah, tidak ada aktivitas terbaru dari kawasan Israel, Tel Aviv dan sekitarnya.
Lebih parah lagi, warga tidak lagi percaya pada keamanan negaranya sendiri
“Saya naik atap untuk melihat rudal. Saya lihat kilat dan ledakan. Tapi tidak ada berita apapun. Mungkin mereka tidak mau kita tahu betapa dekatnya kehancuran itu.” ungkap warga korban perang Israel-Iran dikutip Aljazeera.
Di balik suara ledakan dan puing bangunan yang berserakan, ada suara yang jauh lebih sunyi tapi lebih menakutkan. Jeritan batin rakyat Israel.
Ikuti infopertama.com di Google Berita dan WhatsApp Chanel